Entitas zionis ‘Israel’ menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dengan menutup satu-satunya pintu masuk ke wilayah yang hancur akibat perang.
Langkah ini, yang merupakan kejahatan perang, dilakukan beberapa jam setelah berakhirnya tahap pertama kesepakatan pertukaran tawanan dan gencatan senjata.
Gembong zionis, Benjamin Netanyahu, berdalih bahwa penghentian bantuan tersebut disebabkan oleh penolakan kelompok perlawanan Palestina untuk memperpanjang kesepakatan gencatan senjata.
“Mulai pagi ini, semua barang dan suplai ke Jalur Gaza dihentikan,” kata Kantor Perdana Menteri dalam sebuah pernyataan yang dikutip Al Jazeera.
Keputusan untuk menghentikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Palestina itu, menurut media ‘Israel’, telah mendapat restu dari Amerika Serikat.
Salah satu menteri zionis bahkan menyambut gembira penghentian bantuan kemanusiaan tersebut dan meminta perang dilanjutkan.
“Kebijakan ini harus tetap berlaku sampai sandera terakhir kembali,” kata Itamar Ben-Gvir.
Dia menambahkan bahwa sekarang adalah waktunya untuk membuka gerbang neraka dan melanjutkan perang.
Fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata selama enam minggu berakhir pada tengah malam hari Sabtu kemarin.
Namun, ‘Israel’ belum setuju untuk melanjutkan ke tahap kedua dari kesepakatan tersebut untuk mengakhiri perang di Gaza.
Netanyahu berusaha memperpanjang tahap pertukaran awal untuk membebaskan sebanyak mungkin tawanan ‘Israel’ tanpa menawarkan imbalan.
Hamas menolak untuk melanjutkan dengan kondisi ini, bersikeras bahwa ‘Israel’ harus mematuhi persyaratan gencatan senjata.
Hamas juga meminta agar negosiasi untuk tahap kedua segera dimulai, yang mencakup penarikan penuh pasukan ‘Israel’ dari Gaza.
Sebelumnya, ‘Israel’ mengatakan bahwa mereka menyetujui gencatan senjata sementara di Gaza selama bulan Ramadhan.
Perjanjian tersebut menghentikan perang genosida ‘Israel’ di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.380 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Kondisi di daerah kantong tersebut kini berada dalam kehancuran.
