“Nama Muhammad punya kedekatan dengan Allah. Namanya sangat sesuai dengan perangainya yang terpuji dan dimuliakan oleh Allah dan manusia.“
Ada banyak kisah dan hikmah menarik yang bisa kita tulis dari nama Muhammad. Dari sisi mana pun, baik linguistik maupun hermeneutik.
Jika langit yang biru kita jadikan kanvas, tak akan habis kisah dan cerita kita lukiskan atas nama Muhammad di atasnya. Bahkan dari sekedar namanya saja.
Kenapa, karena namanya selalu Allah sandingkan dengan diri-Nya. Manusia paling berpengaruh di bumi ini punya banyak aura rahasia yang tersirat dalam kebesaran nama sederhana itu.
Nabi Muhammad memiliki banyak nama. Tertera dalam kitab-kita terdahulu. ‘Athif Qosim al-Maliji dalam kitabnya Asma’ Nabi Fii al-Qur’an wa as-Shunnah’ memaparkan nama-nama Nabi itu adalah ahmad, ‘abdullah, al-ummi, ar-rahiim, al-basyir, asy-syaahid, an-nadzir, dan masih banyak lagi.
Sementara nama yang paling menarik perhatian banyak pihak, termasuk ‘Athif adalah nama ‘Muhammad’.
Kita juga dapati ada pengakuan objektif tentang Nabi Muhammad dari tokoh di luar Islam. Yang paling populer tentu yang ditulis Michael Hart. Muhammad ditempatkan sebagai tokoh paling berpengaruh di dunia.
Pandangan objektif lainnya datang dari Thomas C Carlyle. Ia menggunakan tolak ukur kepahlawananan. Ia mengutip marcus Dods yang menulis buku berjudul Muhammad, Budha and Crist dengan tolok ukur keberanian moral.
Ada juga Wil Durant dalam bukunya The Story of Civilization dengan tolok ukur hasil karya Michael Hart. Kata Durant, “Muhammad adalah tokoh sejarah terbesar.”
Tak lupa ada Annie Besant, dalam bukunya The Life and Teaching of Muhammad, dia berkata, “Mustahil bagi siapa pun yang mempelajari kehidupan Muhammad hanya mempunyai perasaan hormat saja. Ia akan melampauinya, meyakini bahwa beliau adalah salah satu Nabi terbesar dari Sang Pencipta.”
Kata Muhammad merupakan kalimat isim maf’ul dari lafadz hammada, ia dikatakan muhammad ketika banyak yang memujinya. Dan ada juga yang menyampaikan berasal dari kata mahmud.
Apabila dari kata mahmud, maka merupakan bentuk kalimat tsulatsi mujarrod. Sementara jia dari kalimat muhammad maka, terbentuk dari mudho’af mubalaghah. Yang berarti Dia yang selalu dipuji melebihi yang lain.
Nama Muhammad adalah nama yang sangat penting dalam Islam. Nama ini merupakan nama Nabi terakhir yang diutus oleh Allah kepada umat manusia. Sosok yang sangat mulia dan dihormati oleh umat Islam di seluruh dunia.
Bayangkan dari sisi bahasanya saja, nama Muhammad terdiri dari empat huruf, yaitu mim, ha, mim, dan dal. Jumlah huruf ini sama dengan huruf dalam nama Allah [lafadz Allah].
Itu menunjukkan, nama Muhammad punya kedekatan dengan Allah. Namanya sangat sesuai dengan perangainya yang terpuji dan dimuliakan oleh Allah dan manusia.
Sejak dulu, nama ini disebut dalam al-Qur’an dan kitab-kitab suci agama lain. Ini membuktikan nama Muhammad punya nilaihistoris nan penting.
Muhammad juga jadi nama terpopuler di dunia. Nama ini digunakan jutaan orang di dunia. Baik muslim maupun non muslim. Ini menunjukkan, nama Muhammad punya nilai sosial teramat tinggi.
Dalam islam, memberi nama anak dengan nama yang baik merupakan sunnah. Karena nama yang baik akan membawa keberkahan. Karena itu pula banyak orangtua beragama Islam memberi nama anak mereka dengan nama depan Muhammad meski setelah besar tak sedikit pula yang kemudian menulisnya dengan huruf M saja.
Meski begitu, nama memang tidak menjamin seseorang untuk menjadi orang yang baik. Seperti pesan yang ingin disampaikan komika asal Lampung, yang memiliki nama yang sebetulnya baik, yaitu Aulia Rahman.
Beberapa waktu lalu, ia sempat bicara di forum ‘Desak Anies’. Lalu mengatakan, jika orang-orang dengan ‘Nama Muhammad’ lebih banyak berada di penjara saat ini. Jika sudah begitu, kata dia, nama Muhammad tidaklah menjadi penting lagi.
Memang bisa jadi, itu kekeliruan si komika saat menulis materi stand upnya. Nalarnya belum nyampe, namun ia paksakan untuk bicara tentang sesuatu di luar keahlian dan pengetahuannya. Itu jelas keliru.
Aulia Rahman dan pihak yang menyeleggaraka ‘Desak Anies’ juga sebetulnya keliru sejak awal. Karena sama-sama tidak mengecek materi stand up yang dibuat.
Terkhusus bagi Aulia Rahman, keliru bahkan lebih awal lagi. Karena itu berarti ia tak pernah membaca soal sosok Nabi nya. Karena seperti ditulis Annie Besant, mestinya jika kita mempelajari kehidupan nabi Muhammad, kita tidak saja punya rasa hormat, namun juga bakal mengakui kebesaran dan kemulian ciptaan Allah, Tuhan yang di dalam hadist disebut punya 99 nama. Nama-nama yang bukan sekedar nama.