Waralaba kopi asal Amerika Serikat, Starbucks, pada Sein mengumumkan akan memberhentikan 1.100 karyawan di tengah gelombang boikot yang menghantam produk-produk ‘Israel’ dan AS.
“Kami menyederhanakan struktur kami, menghilangkan lapisan-lapisan dan duplikasi, dan menciptakan tim-tim yang lebih kecil dan lebih lincah,” kata CEO Starbucks Brian Niccol (24/02/2025).
Tujuan pemberhentian tersebut, lanjut Brian, adalah untuk beroperasi lebih efisien, meningkatkan akuntabilitas, mengurangi kompleksitas dan mendorong integrasi yang lebih baik.
“Semuanya dengan tujuan untuk menjadi lebih fokus dan mampu mendorong dampak yang lebih besar pada prioritas kami,” ujarnya.
Niccol telah berjanji untuk mempercepat layanan, meningkatkan pengalaman pemesanan melalui ponsel, dan mengembalikan suasana kafe perusahaan di dalam gerai.
Starbucks mempekerjakan 16.000 pekerja korporat pada bulan September.
Perusahaan menyatakan bahwa para karyawan di bagian manufaktur, distribusi, pergudangan, dan pemanggangan serta karyawan kafe tidak akan terpengaruh oleh pemutusan hubungan kerja ini.
Pengumuman terbaru dari jaringan kopi Amerika ini muncul di tengah-tengah boikot terhadap produk-produk asal Amerika Serikat sebagai respon atas dukungan Washington terhadap ‘Israel’ selama perang genosida di Gaza.
Sementara Starbucks berjuang dengan serangkaian penurunan penjualan kuartalan.
Gencatan senjata telah diberlakukan di Gaza sejak bulan lalu, menghentikan sementara perang genosida ‘Israel’.
Perang ini telah mengakibatkan kematian sedikitnya 48.300 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan membuat daerah kantong tersebut hancur.
Pada bulan November, Mahkamah Pidana Internasional menerbitkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Mereka dituduh atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
‘Israel’ juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di wilayah tersebut.
Starbucks berusaha untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berkembang di pasar.
Perusahaan berkomitmen untuk tetap fokus pada prioritas dan meningkatkan dampak positifnya.
