Gencatan senjata yang berlaku di Jalur Gaza kini berada di ujung tanduk.
Pelanggaran berulang oleh pihak Israel disikapi oleh kelompok Hamas dengan penundaan pembebasan sandera.
Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban (YPSP) melansir sejumlah pelanggaran yang dilakukan Israel.
Penetrasi dan pergerakan maju kendaraan militer Israel terus berlanjut hampir setiap hari.
Mereka melampaui batas yang ditetapkan dalam peta kesepakatan, maju sejauh 300 hingga 500 meter.
Operasi ini disertai dengan tembakan, pembunuhan warga sipil, dan penghancuran rumah.
Aktivitas ini terjadi di sepanjang zona penarikan pasukan, mencakup beberapa wilayah di Gaza.
Pesawat penjajah juga terus terbang hampir setiap hari selama periode waktu terlarang.
Sebanyak 105 pelanggaran dilakukan oleh pesawat pengintai dan bersenjata.
Sejak gencatan senjata berlaku, sedikitnya 26 warga Gaza syahid dan 59 orang terluka.
Militer Israel melakukan 105 penerbangan dan melepaskan 36 penembakan.
Israel juga mencatat sembilan pengeboman dan menangkap lima nelayan serta pengemudi di Gaza.
Pelanggaran lain termasuk penundaan penarikan pasukan dari Jalan Al-Rashid dan Salahuddin.
Militer Israel melarang nelayan pergi ke laut untuk mencari nafkah dan menembaki mereka.
Israel juga melakukan pelanggaran terkait tahanan Palestina, termasuk penundaan pembebasan.
Bantuan kemanusiaan juga terhambat, dengan izin masuk 50 truk bahan bakar per hari tidak dipenuhi.
Hingga kini, hanya empat alat berat yang diizinkan masuk ke Gaza, padahal kebutuhan mendesak mencapai 500 alat berat.
