Ahmed al-Sharaa, pemimpin HTS, menyatakan bahwa Suriah akan menjalin hubungan strategis dengan Turki di masa depan.
Ia mengapresiasi perlakuan baik Turki terhadap pengungsi Suriah dibanding negara lain.
Menurutnya, kebaikan Turki terhadap pengungsi tidak boleh dilupakan oleh rakyat Suriah.
Sharaa menilai Turki memiliki peran penting dalam rekonstruksi Suriah yang baru.
Hubungan antara Suriah dan Turki juga akan mencakup kerja sama komersial yang saling menguntungkan.
Ia percaya Turki dapat mentransfer pengalamannya dalam pembangunan ekonomi ke Suriah.
Keberhasilan revolusi di Suriah dianggap sebagai kemenangan bersama bagi rakyat Suriah dan Turki.
Turki saat ini menampung hampir tiga juta pengungsi Suriah, dengan jumlah sebenarnya mungkin lebih tinggi.
Ankara mendorong pemerintah baru Suriah untuk bekerja sama dengan negara-negara regional, termasuk negara-negara Teluk.
Sharaa menegaskan bahwa HTS tidak memiliki niat untuk mencampuri urusan negara lain.
Ia menolak menyebarkan revolusi ke negara-negara Islam lainnya di luar kemampuan mereka.
HTS akan fokus pada tanggung jawab utama mereka terhadap rakyat Suriah.
Membangun hubungan yang saling menguntungkan dengan negara lain menjadi prioritas HTS.
Sharaa menekankan pentingnya menjaga fokus pada pembangunan dan kemajuan bangsa Suriah.
Turki diharapkan menjadi mitra strategis dalam membangun masa depan Suriah yang stabil.
Kerja sama Suriah dan Turki diyakini akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara.
