Turki menguasai 65 persen pasar kendaraan udara tak berawak (UAV) global, menurut Selcuk Bayraktar.
Selcuk Bayraktar menyampaikan hal ini dalam acara “Take Off Istanbul” yang digelar oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Turki.
Bayraktar TB2, UAV tempur terkenal dari Baykar, pertama kali terbang pada tahun 2014, diikuti oleh Bayraktar AKINCI pada 2019.
Bayraktar AKINCI telah diekspor ke 10 negara, sementara Bayraktar TB2 menjadi UCAV paling banyak diekspor di dunia.
Selcuk Bayraktar menyebut Baykar menguasai hampir 60 persen pasar perdagangan drone global.
Baykar juga diakui sebagai perusahaan UAV terbesar dunia dalam kategori platform besar.
Pada 2004, Baykar menciptakan sistem panduan robotik dan UAV mini pertama di Turki ketika UAV belum dikenal secara luas.
Baykar meluncurkan drone lebih awal dibandingkan pesawat tanpa awak pertama Turki, Kizilelma, yang terbang pada 2022.
Tiga versi drone Bayraktar telah dirilis, dengan Bayraktar TB3 sebagai yang terbaru pada 2023.
Bayraktar TB3 menjadi UAV tempur pertama di dunia yang mampu lepas landas dari kapal dengan landasan pacu pendek.
Uji coba pertama Bayraktar TB3 dilakukan bulan lalu, dan kini telah masuk tahap produksi massal.
Baykar telah menjadi perusahaan drone terbesar dunia selama tiga tahun berturut-turut.
Selcuk mengklaim bahwa Baykar tiga kali lebih besar dari pesaing terdekatnya dari Amerika Serikat.
Baykar juga terus mempersiapkan diri untuk persaingan di masa depan dengan inovasi yang berkelanjutan.
Selcuk Bayraktar menekankan pentingnya visi jangka panjang dalam menghadapi persaingan global di industri UAV.
Keberhasilan Baykar menjadi bukti kemampuan teknologi Turki dalam memimpin pasar UAV dunia.
