Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kajian

Arti Takabur dalam Islam: Pengertian, Dampak, dan Cara Menghindarinya

RUANGSUJUD.COM -Takabur adalah salah satu sifat buruk yang dilarang dalam ajaran Islam. Sifat ini sering kali muncul pada individu yang merasa lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan orang lain, baik dalam hal harta, ilmu, atau kedudukan sosial. Dalam Islam, takabur dianggap sebagai penyakit hati yang dapat merusak hubungan antar sesama dan menyebabkan seseorang jauh dari rahmat Allah. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai arti takabur dalam Islam, dampaknya bagi kehidupan umat Muslim, serta cara menghindari sifat takabur.

Pengertian Takabur dalam Islam

Takabur berasal dari bahasa Arab “كِبْر” (kibr) yang berarti kesombongan atau merasa lebih besar dari orang lain. Dalam konteks Islam, takabur merujuk pada perasaan atau sikap sombong yang muncul karena merasa memiliki kelebihan tertentu, seperti kekayaan, ilmu, atau jabatan, dan memandang rendah orang lain.

Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan umat Islam untuk tidak memiliki sifat takabur. Salah satu ayat yang menyebutkan hal ini adalah:

“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”
(QS. Al-Nisa: 36)

Ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa sifat takabur atau sombong sangat dibenci oleh Allah. Takabur dalam Islam tidak hanya berdampak pada hubungan sosial, tetapi juga dapat menghalangi seseorang dari jalan yang lurus dan mengurangi kesempatan untuk meraih keberkahan hidup.

Takabur dalam Kehidupan Sehari-hari

Takabur bisa muncul dalam berbagai bentuk dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh sifat takabur yang sering dijumpai antara lain:

  1. Memandang rendah orang lain
    Orang yang memiliki sifat takabur sering kali merasa lebih tinggi atau lebih baik daripada orang lain. Mereka menganggap orang lain lebih rendah derajatnya, baik dalam hal ekonomi, status sosial, ataupun pendidikan.
  2. Membanggakan diri sendiri
    Individu yang takabur cenderung membanggakan dirinya di hadapan orang lain. Mereka sering mengungkapkan prestasi atau kekayaan mereka dengan tujuan agar orang lain terkesan atau merasa rendah diri.
  3. Enggan menerima nasihat
    Seseorang yang sombong sering kali merasa bahwa pendapat atau nasihat orang lain tidak sebanding dengan pengetahuan atau pengalaman mereka. Mereka sulit menerima kritik atau masukan dari orang lain.
  4. Merasa paling benar
    Takabur juga terlihat ketika seseorang merasa dirinya selalu benar dan menolak untuk belajar atau mengakui kesalahan. Mereka sulit untuk merendahkan diri dan membuka hati terhadap kebenaran.

Dampak Takabur dalam Islam

Takabur memiliki dampak yang sangat besar, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial seseorang. Beberapa dampak negatif takabur dalam Islam antara lain:

  1. Jauh dari Rahmat Allah
    Takabur merupakan salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Allah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:

    “Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun sebesar biji sawi.”
    (HR. Muslim)

    Hal ini menunjukkan bahwa takabur dapat menghalangi seseorang untuk meraih kebahagiaan hakiki di dunia dan akhirat. Mereka yang sombong akan sulit merasakan rahmat Allah.

  2. Menghambat Tumbuhnya Rasa Solidaritas
    Sifat takabur sering kali membuat seseorang merasa terpisah dari orang lain. Mereka enggan untuk berbagi atau membantu sesama, karena merasa bahwa orang lain tidak pantas menerima bantuan atau perhatian dari mereka.
  3. Penyebab Perpecahan dan Perselisihan
    Takabur juga bisa menyebabkan perpecahan dalam hubungan antar sesama. Orang yang sombong cenderung merendahkan orang lain dan menyebabkan terjadinya konflik. Hal ini bisa merusak ukhuwah Islamiyah dan keharmonisan masyarakat.
  4. Menghalangi Seseorang untuk Belajar
    Kesombongan dapat menghalangi seseorang untuk terus belajar. Orang yang merasa paling pintar atau paling mampu sering kali enggan untuk mendengarkan pendapat orang lain, sehingga kesempatan untuk berkembang dan memperbaiki diri menjadi terbatas.

Cara Menghindari Takabur dalam Islam

Untuk menghindari sifat takabur, ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh setiap Muslim, antara lain:

  1. Menyadari bahwa segala yang dimiliki adalah pemberian Allah
    Setiap orang yang memiliki harta, ilmu, atau kedudukan, harus menyadari bahwa semua itu adalah anugerah dari Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:

    “Apa yang ada pada kalian akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.”
    (QS. An-Nahl: 96)

    Dengan menyadari bahwa segala yang dimiliki bersifat sementara, seseorang akan lebih rendah hati dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain.

  2. Mengamalkan sikap tawadhu’
    Tawadhu’ atau kerendahan hati adalah kebalikan dari sifat takabur. Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa yang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkat derajatnya.”
    (HR. Muslim)

    Sikap tawadhu’ ini bisa diwujudkan dengan tidak merasa sombong, menghargai orang lain, dan siap menerima kritik serta masukan dari sesama.

  3. Berfikir positif terhadap orang lain
    Hindari untuk merendahkan orang lain atau menganggap mereka lebih rendah. Cobalah untuk melihat orang lain dengan pandangan yang positif, karena setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
  4. Meningkatkan rasa syukur
    Bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan akan mencegah munculnya sifat takabur. Dengan bersyukur, seseorang akan merasa cukup dan tidak merasa perlu untuk membanggakan diri di hadapan orang lain.
  5. Menjaga hubungan baik dengan sesama
    Menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dan saling menghargai adalah salah satu cara untuk menghindari sifat takabur. Dengan bergaul dengan orang-orang yang rendah hati, kita akan terhindar dari sifat sombong dan lebih mudah untuk menjaga kerendahan hati.

Kesimpulan

Takabur adalah sifat buruk yang sangat dibenci dalam Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk selalu rendah hati, menghargai orang lain, dan mengakui bahwa segala yang dimiliki adalah anugerah dari Allah. Dengan menghindari sifat takabur, seseorang tidak hanya akan memperoleh keridhaan Allah, tetapi juga membangun hubungan yang lebih harmonis dengan sesama umat manusia. Untuk itu, mari kita selalu berusaha untuk bersikap tawadhu’ dan bersyukur atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah.

Robby Karman
Written By

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Sirah

RUANGSUJUD.COM – Abu Bakar wafat pada malam Senin. Ada juga yang mengatakan setelah maghrib (malam Selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga tepatnya pada 22...