Sifat sombong merupakan salah satu karakter negatif yang dikecam oleh agama Islam. Sombong adalah sikap yang merendahkan orang lain dan menempatkan diri sendiri di posisi yang tinggi serta meremehkan orang lain. Dalam ajaran Islam, sikap sombong tidak hanya dianggap tidak baik, tetapi juga merupakan salah satu sifat yang dapat menghalangi seseorang dari kebaikan dan rahmat Allah SWT.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
“Dan berjalanlah dengan rendah hati, dan sembunyikanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai.” (QS Luqman: 19)
Ayat ini memberikan pelajaran penting tentang pentingnya rendah hati dalam berinteraksi dengan orang lain. Ketika seseorang sombong, ia tidak hanya menunjukkan keangkuhan diri tetapi juga menolak untuk menerima kebenaran. Sombong membutakan hati dan pikiran seseorang dari pengakuan kesalahan dan kelemahan diri sendiri.
Rasulullah Muhammad SAW juga telah memberikan peringatan tentang bahaya sombong. Beliau bersabda:
“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat seberat biji zarrah pun dari kesombongan.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa seseorang yang mempunyai kesombongan bahkan sebesar biji zarrah saja tidak akan masuk surga. Ini menunjukkan betapa seriusnya Islam mengambil sikap sombong dalam kehidupan sehari-hari.
Sombong dapat muncul dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang, seseorang merasa sombong karena harta atau kedudukan sosial yang dimilikinya. Seseorang mungkin merasa bahwa karena ia memiliki kekayaan atau posisi yang tinggi dalam masyarakat, ia lebih baik dari orang lain. Namun, dalam Islam, kekayaan atau posisi sosial bukanlah ukuran keutamaan seseorang di mata Allah SWT. Yang diukur adalah ketakwaan, kebaikan hati, dan kerendahan hati seseorang.
Sikap sombong juga dapat muncul dalam pengetahuan. Ada orang yang merasa lebih baik dari yang lain hanya karena pengetahuannya yang lebih luas. Namun, dalam Islam, pengetahuan seharusnya membuat seseorang lebih rendah hati karena menyadari sejauh mana ia belum mengetahui banyak hal.
Penting untuk diingat bahwa sifat sombong tidak hanya merugikan hubungan antarmanusia tetapi juga menghambat hubungan seseorang dengan Allah SWT. Allah SWT mencintai hamba-Nya yang rendah hati, yang tidak sombong, yang merendahkan diri di hadapan-Nya.
Sebaliknya, Islam mendorong umatnya untuk mengembangkan sikap tawadhu’ (rendah hati) dalam setiap aspek kehidupan. Tawadhu’ merupakan sikap rendah hati yang memungkinkan seseorang untuk menerima kebenaran, belajar dari orang lain, dan tetap rendah hati di hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang merendahkan diri karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya.”
Menghindari sifat sombong merupakan langkah awal untuk mendekati Allah SWT. Menumbuhkan sikap rendah hati, menghargai orang lain tanpa memandang status sosial atau kekayaan mereka, dan senantiasa bersikap rendah hati adalah jalan menuju kebaikan dan mendekati surga yang dijanjikan.
Kita sebagai umat Islam dituntut untuk selalu berupaya meneladani sikap tawadhu’ dalam kehidupan sehari-hari. Dengan merendahkan diri di hadapan Allah SWT dan menyadari bahwa kita hanyalah hamba-Nya yang lemah, kita dapat mengurangi sikap sombong dalam diri kita.
Dalam kesimpulan, Islam mengajarkan bahwa sifat sombong merupakan salah satu hal yang dapat menghalangi seseorang dari surga. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk selalu menjaga sikap rendah hati, menghindari kesombongan, dan selalu bersikap tawadhu’ dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT serta mencapai kebaikan dunia dan akhirat.
