Sebaik-baiknya manusia, pasti pernah melakukan kesalahan. Namun kesalahan tersebut bisa terhapus asalkan seseorang melakukan taubat dengan sungguh-sungguh. Dalam ajaran agama Islam, taubat yang benar dan sungguh-sungguh disebut juga taubat nasuha.
Hakikat Taubat Nasuha
Manusia melakukan kesalahan sudah terjadi sejak manusia pertama hidup, yakni Adam dan istrinya Hawa. Adam dan Hawa melanggar aturan Allah SWT untuk tidak mendekati pohon Khuldi. Karena kesalahan tersebut pasangan ini diturunkan ke bumi.
Namun bedanya Adam dengan Iblis adalah Adam dengan segera menyadari dan bertaubat dari kesalahannya. Allah SWT pun menerima taubat Adam. Hal ini membuat Adam dan Hawa bersih kembali sebagai manusia.
Sebaliknya Iblis ketika telah berbuat kesalahan, dia tetap merasa benar dan tidak bertaubat. Maka Allah SWT menghukum Iblis agar kelak menjadi penghuni neraka karena kesombongannya.
Perintah untuk melakukan taubat nasuha terdapat dalam QS. At Tahrim: 8 yang berbunyi sebagai berikut:
َيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya. Mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya. Cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanannya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Imam Ibnu Jarir At Thabari dalam kitab tafsirnya mengartikan bahwa yang dimaksud dengan taubat adalah kembali dari dosa yang telah diperbuat kepada ketaatan dan hal-hal yang diridhai oleh Allah SWT.
Sedangkan yang dimaksud dengan taubat nasuha adalah taubat yang tidak mengulangi lagi perbuatan dosanya.
Syarat-Syarat Taubat Nasuha
Syaikh Ibnu Utsaimin dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin mengatakan bahwa ada beberapa syarat untuk bisa taubat dengan benar.
Jika dosa yang diperbuat hanyalah antara manusia dengan Allah SWT saja, maka tata cara bertaubat adalah:
1. Meninggalkan maksiat yang telah diperbuat
2. Menyesali maksiat yang telah diperbuat.
3. Bertekad dengan sungguh-sungguh tidak akan mengulangi maksiat yang sama.
Contoh dari dosa manusia dengan Allah SWT adalah menonton film porno dimana tidak ada orang lain yang dirugikan.
Jika dosa yang diperbuat, tidak hanya antara manusia dengan Allah SWT, melainkan juga menzalimi manusia lainnya, maka selain 3 hal di atas, ada satu hal lagi yang harus dilakukan. Yakni meminta maaf dan mengembalikan hak orang lain yang diambil.
Contoh dari dosa manusia dengan Allah yang juga berkaitan dengan hak orang lain adalah mencuri dimana ada pihak lain yang dirugikan.
Kembali Melakukan Dosa Setelah Bertaubat
Lantas bagaimana jika kita sudah bertaubat, tapi tergelincir lagi kepada kesalahan yang sama?
Inilah yang sering kita alami. Ada istilah di masyarakat yakni taubat sambal. Bagaikan memakan sambal, walau kita sudah tahu pedas, namun tetap saja tidak kapok. Sudah tahu bahwa maksiat itu salah, namun setelah kita bertaubat, kita malah kembali melakukan maksiat.
Tentu saja mengulangi sebuah maksiat menjadi sebuah ciri bahwa taubat kita belum tergolong taubat nasuha. Sayangnya seringkali memang perlu proses yang panjang untuk bisa meraih taubat nasuha.
Misalnya ada seorang yang sudah puluhan tahun kecanduan merokok. Suatu ketika dia ingin berhenti merokok. Apakah dia bisa langsung berhenti? Jawabannya tidak.
Barangkali butuh satu sampai dua tahun baginya untuk benar-benar berhenti merokok. Begitupun dengan taubat. Bisa jadi butuh berkali-kali taubat sampai bisa benar-benar taubat nasuha.
Kuncinya adalah jangan putus asa. Jika kembali maksiat, taubat lagi. Kembali lagi, taubat lagi. Kembali maksiat lagi, taubat lagi.
Itulah uraian singkat tentang taubat nasuha. Semoga kita bisa menjadi manusia yang melakukan taubat nasuha dan diterima taubatnya oleh Allah SWT.
Namun ingat, taubat jangan dipermainkan. Jangan mentang-mentang Allah Maha Pengampun kita sengaja mengulang-ulang taubat dengan sengaja. Hal ini akan menyebabkan hati kita keras dan tertutup dalam kekufuran.