Dalam kehidupan yang serba kompleks dan penuh dengan godaan materi, kesederhanaan dianggap sebagai satu-satunya jalan yang membawa kedamaian batin dan mendekatkan diri kepada Allah. Dalam ajaran Islam, kesederhanaan tidak hanya dianggap sebagai sikap hidup, tetapi juga sebagai tanda keimanan yang mendalam. Mari kita menjelajahi mengapa kesederhanaan dianggap sebagai manifestasi keimanan dalam ajaran Islam.
Pertama-tama, kesederhanaan tercermin dalam gaya hidup yang minim akan keinginan duniawi. Seorang mukmin yang sederhana tidak terikat pada harta benda dan kemewahan duniawi. Rasulullah Muhammad SAW hidup dengan kesederhanaan yang mempesona, meskipun memiliki kekuasaan penuh atas wilayah besar. Beliau lebih memilih gaya hidup yang sederhana, memilih pakaian yang serba sederhana dan membatasi keinginan duniawi.
Dalam Al-Quran, Allah SWT menyatakan, “Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu di lehermu dan janganlah kamu mengulurkannya sepanjang pelataran, karena sesungguhnya Allah menyukai orang yang melapangkan rezeki-Nya dan menyukai orang yang menyederhanakan diri.” (Al-Baqarah: 267-268). Ayat ini menekankan pentingnya menjauhi sikap rakus dan memilih hidup dengan sederhana sebagai tanda keimanan.
Kesederhanaan juga tercermin dalam sikap terhadap kekayaan dan harta benda. Seorang mukmin yang memiliki keimanan yang kuat tidak tergoda oleh kekayaan duniawi. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya bukanlah kekayaan dan banyaknya harta yang membuat seseorang masuk surga, tetapi itulah ketakwaan dan kebaikannya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Kesederhanaan adalah pelindung terhadap godaan harta yang dapat memalingkan hati dari keimanan.
Selain itu, kesederhanaan tercermin dalam sikap bersyukur terhadap nikmat Allah. Seorang mukmin yang sederhana akan selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah, baik dalam kelimpahan maupun kesulitan. Dalam Al-Quran, Allah berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (Ibrahim: 7). Kesederhanaan adalah kunci untuk tetap bersyukur dan menghargai setiap nikmat yang diberikan Allah.
Kesederhanaan juga mencakup sikap rendah hati dan keterbukaan terhadap sesama. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang rendah hati karena Allah, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya.” (Hadis Riwayat Muslim). Kesederhanaan membangun hubungan yang kuat dengan sesama, tanpa adanya kesombongan atau rasa lebih dari yang lain.
Dengan demikian, kesederhanaan bukanlah sekadar gaya hidup, tetapi juga tanda keimanan yang mendalam dalam ajaran Islam. Dalam dunia yang serba kompleks ini, kesederhanaan adalah pilihan untuk menjaga fokus pada nilai-nilai spiritual dan keimanan. Seorang mukmin yang hidup dengan sederhana bukan hanya memilih untuk melepaskan diri dari belenggu dunia, tetapi juga meraih kedamaian batin dan kebahagiaan yang sejati. Kesederhanaan adalah langkah kecil yang membawa seseorang lebih dekat kepada Allah dan menjadi tanda bahwa hati seseorang benar-benar terikat pada keimanan yang tulus.