
Kisah Kecemburuan Aisyah Kepada Sayyidah Khadijah
Sayyidah Aisyah adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang paling terkenal dan dicintai. Ia adalah putri dari Sayyidina Abu Bakar, sahabat dekat dan khalifah pertama Nabi Muhammad SAW. Ia juga dikenal sebagai seorang ahli fiqih, hadis, dan sejarah Islam. Namun, meskipun ia memiliki banyak kelebihan, ia juga memiliki sifat manusiawi, salah satunya adalah rasa cemburu.
Rasa cemburu Aisyah yang paling terkenal adalah kepada Sayyidah Khadijah, istri pertama dan paling dicintai Nabi Muhammad SAW. Sayyidah Khadijah adalah wanita yang kaya, mulia, dan beriman. Ia mendukung Nabi Muhammad SAW sejak awal dakwahnya, memberikan harta, nasihat, dan ketenangan. Ia juga melahirkan anak-anak Nabi Muhammad SAW, termasuk Sayyidah Fatimah, yang menjadi ibu dari Ahlul Bait.
Sayyidah Khadijah meninggal dunia sebelum Nabi Muhammad SAW menikah dengan Aisyah. Namun, Nabi Muhammad SAW tidak pernah melupakan jasa dan cinta Sayyidah Khadijah. Ia sering menyebut-nyebut nama Sayyidah Khadijah, memuji-muji kebaikannya, memberi hadiah kepada sahabat-sahabatnya, dan menjenguk keluarganya.
Hal ini membuat Aisyah merasa iri dan cemburu. Ia merasa tidak mendapat perhatian dan kasih sayang yang cukup dari Nabi Muhammad SAW. Ia juga merasa tidak sebanding dengan Sayyidah Khadijah, yang lebih tua, lebih berpengalaman, dan lebih berjasa. Ia bahkan pernah berkata kepada Nabi Muhammad SAW, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau selalu menyebut-nyebut wanita tua yang berkulit keriput, padahal Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik darinya?”
Nabi Muhammad SAW marah mendengar perkataan Aisyah. Ia menjawab, “Demi Allah, Allah tidak pernah menggantinya dengan yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku, ketika manusia mengingkariku. Ia telah membenarkanku, ketika manusia mendustakanku. Ia telah membantuku dengan hartanya, ketika manusia menghalangiku. Dan Allah telah memberiku keturunan darinya, sedangkan tidak dari selainnya.”
Aisyah menyesal mendengar jawaban Nabi Muhammad SAW. Ia sadar bahwa ia telah menyakiti hati Nabi Muhammad SAW dan menghina Sayyidah Khadijah. Ia pun meminta maaf kepada Nabi Muhammad SAW dan berdoa agar Allah meridhai Sayyidah Khadijah.
Dari kisah ini, kita dapat belajar beberapa pelajaran. Pertama, kita harus menghormati dan menghargai orang-orang yang telah berjasa kepada kita, terutama orang-orang yang telah berjasa kepada agama dan dakwah. Kedua, kita harus menjaga hati dan lisan kita dari rasa cemburu dan iri, yang dapat merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia. Ketiga, kita harus selalu meminta maaf dan bertaubat jika kita telah melakukan kesalahan, terutama kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Semoga Allah memberkati kita semua dengan akhlak yang mulia, seperti akhlak Nabi Muhammad SAW dan para istri-istrinya. Amin.
: [Aisyah]
: [Khadijah]
: [Hadis Bukhari]
: [Hadis Muslim]
: [Hadis Ahmad]
