Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Manusia Tidak Tahu, Tapi Allah Maha Tahu

JIKA kita perhatikan di sekeliling kita, terkadang ada beberapa orang yang takut melakukan kesalahan jika sedang diawasi oleh atasannya. Akan dilakukannya segala pekerjaan dengan kesungguhan dan penuh kehati-hatian. Namun, ketika sendirian dia seakan tak peduli dan dengan santainya melakukan kesalahan tersebut. Bahkan, terkadang tanpa rasa bersalah sedikitpun, pekerjaan itu dilakukannya dengan asal-asalan.

Begitu pula dalam hubungan kita dengan Allah. Terkadang, ada orang yang terlihat khusyuk beribadah kepada-Nya di waktu dalam keramaian manusia. Namun, ketika dalam kesendiriannya dia melakukan perbuatan dosa.

Nah, ada sebuah kisah menarik yang berkaitan dengan apa yang kita bahas.

Pada zaman Umar Ibnu Khattab menjadi khalifah, ada suatu peraturan yang dikeluarkan oleh beliau. Peraturan ini, berkaitan dengan susu yang dijual. Saat itu, sering didapati para penjual yang mencampur susu dagangannya dengan air. Ini termasuk penipuan.

Maka, Khalifah Umar segera mengeluarkan peraturan yang melarang hal tersebut.

Sudah menjadi kebiasaan Khalifah Umar ketika malam hari, berkeliling melihat keadaan rakyatnya secara langsung. Dan suatu malam, beliau berjalan di pinggiran kota. Ketka melewari rumah seorang penjual susu, tiba-tiba beliau mendengar suara seorang wanita tua memerintah anak perempuannya, “Campurlah susu yang akan kita jual dengan air.”

Namun ternyata, sang anak menolak. “Bagaimana aku akan mencampurnya, bukankah Amirul Mukminin telah meralang?” sanggahnya. Ibunya pun menjawab, “Semua orang telah melakukannya. Jadikanlah susu yang kita jual ini, sebagaimana susu yang mereka jual. Amirul Mukminin tak akan mengetahuinya.”

Sang anak tetap menolak seraya berkata, “Meskipun Amirul Mukminin tidak mengetahuinya, akan tetapi Allah mengetahuinya. Tak akan kulakukan.”

Khalifah Umar, kagum ketika mendengar apa yang diucapkan oleh perempuan tersebut. Di hari berikutnya, beliau memerintahkan anaknya yang bernama Ashim untuk menikahi perempuan itu. “Semoga dia melahirkan keturunan yang baik,” ucapnya.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Ashim menikahinya, lalu dari pernikahan itu lahirlah seorang wanita yang kemudian dijadikan istri oleh Khalifah Daulah Umawiyah; Abdul Aziz Ibnu Marwan. Dari pernikahan inilah, lahir seorang khalifah yang terkenal adil saat memerintah; Khalifah Umar Ibnu Abdul Aziz.

Jadi, tetaplah lakukan apapun yang terbaik dalam kondisi sendirian ataupun bersama dengan banyak manusia. Karena, Allah selalu melihatnya. []

Intan Jahni
Written By

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Kajian

KITA TAHU negara muslim atau negara dengan mayoritas penduduk muslim saat ini rata-rata tertinggal dari negara-negara dari negara Eropa atau Asia Timur. Hal ini...

Opini

RUANGSUJUD.COM – Bagi kita semua kata taqwa tentu sudah bukan menjadi suatu yang asing, kata yang berasal dari Bahasa arab ini sudah melebur dalam tradisi...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Kajian

Tayamum adalah salah satu bentuk bersuci dalam agama Islam yang dilakukan ketika air tidak tersedia atau tidak dapat digunakan untuk membersihkan diri. Berikut adalah...