Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Meninggalkan Kepalsuan Hidup, Raih Diri Yang Sejati

Betapa banyak diantara kita yang hidup penuh dalam kepura-puraan dan kepalsuan. Ingin terlihat berbeda dan terlihat lebih sempurna dari aslinya. Tidakkah merasa capek berpura-pura terus? Ingin terlihat sholeh di depan orang lain, tetapi ketika sendiri jadi “tholeh”. Banyak yang seperti ini? Banyak banget. Ada orang yang ingin terlihat sebagai orang baik di depan manusia, tetapi sebenarnya itu cuma kamuflase saja.

Banyak motifnya; bisa karena ingin mendapatkan nama baik, bisa karena ingin menang dalam pilkada atau pemilihan lainnya, dan motif-motif lainnya. Mereka inilah manusia bertopeng, yang kemana-mana, di depan orang lain selalu memakai topeng, menggunakan berbagai strategi pencitraan agar topeng terlihat seperti asli. Ibarat emas asli/emas murni akan mahal harganya, tetapi emas imitasi tidak sedikit orang yang mungkin dikasih gratisan pun akan menolak.

Sampai kapan kita mau berpura-pura? Berhentilah menjadi manusia bertopeng! Ayo lepaskan dulu topengmu! Jadilah yang asli, karena Allah Subhanallahu Wata’ala tidak menerima sesuatu kecuali hanya yang Asli saja. Sebagus apapun topeng yang kita gunakan, itu tidaklah bernilai di mata Allah Subhanallahu Wata’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Al-Baqarah: 8-10)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS.An-Nisa: 145)

Berpura-pura untuk sesuatu yang fana adalah kesia-siaan. Sejatinya kita bukan saja menipu manusia tetapi juga menipu Allah Azza Wajalla. Manusia bisa tertipu, tetapi Allah Azza Wajalla tidak! ishlah diri menuju lebih baik tanpa berpura-pura adalah solusinya, sebelum terlambat. Ingatlah bahwa orang yang tulus dan “berwajah satu” akan tetap terdepan dan mulia di hadapan Allah Azza Wajalla, sedangkan orang yang bermuka “TOPENG” akan terhina dan binasa.

“Ya Allah selamatkan kami dari riya’ dalam hati kami. Selamatkanlah kami juga dari sifat kemunafikan dan semisal itu,” aamiin. []

Intan Jahni
Written By

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...