Pada suatu hari, seorang raja terbangun dari tidurnya dengan mimpi buruk yang penuh teka-teki. Sang raja, cemas dan takut, memanggil hulubalang kerajaan untuk menghadirkan seorang peramal istana tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Peramal pertama yang datang diberi tugas untuk mengartikan mimpi sang raja.
Dalam mimpi itu, sang raja melihat giginya tanggal satu per satu, yang mengundang pertanyaan dan kecemasan. Setelah melakukan perhitungan dan penanggalan, peramal tersebut menyatakan bahwa mimpi tersebut adalah pertanda buruk. Setiap gigi yang tanggal melambangkan kematian seorang anggota keluarga kerajaan. Jika semua gigi tanggal, itu berarti kesialan besar, yang mengancam seluruh anggota keluarga kerajaan.
Sang raja marah dan memerintahkan agar peramal tersebut dihukum. Namun, ketidakpuasan hati sang raja belum terpecahkan. Ia memanggil peramal lain untuk memberikan interpretasi yang berbeda.
Peramal kedua dengan penuh keyakinan menyatakan bahwa mimpi itu adalah pertanda keberuntungan bagi sang raja. Menurutnya, sang raja akan hidup lebih lama daripada anggota keluarganya, menjadikannya orang yang sangat beruntung. Sang raja senang mendengar ini dan memberikan hadiah 5 keping emas kepada peramal kedua.
Namun, seorang penasihat istana memberikan pandangannya tentang situasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa kedua peramal sebenarnya telah menyampaikan pesan yang sama, yaitu bahwa anggota keluarga kerajaan akan meninggal lebih dulu daripada sang raja. Yang membedakan hanyalah cara penyampaian mereka. Peramal pertama berbicara dengan blak-blakan tanpa memperhatikan dampak negatifnya, sementara peramal kedua mengambil pendekatan bijak dalam memberikan kabar tersebut.
Kisah ini menggambarkan pentingnya keterampilan berkomunikasi. Dalam berbagai aspek kehidupan, baik bisnis, politik, hubungan sosial, atau hubungan pribadi, keterampilan berkomunikasi sangat penting. Ada dua pola komunikasi yang dapat digunakan, yaitu pola komunikasi positif dan pola komunikasi negatif.
Pola komunikasi positif, yang mencakup sikap kooperatif, kerjasama, kesepahaman, ketulusan, dan toleransi, cenderung menghasilkan hasil yang positif. Sementara pola komunikasi negatif, yang melibatkan kesalahpahaman, kebencian, kecurigaan, permusuhan, dan dendam, cenderung menghasilkan akibat negatif.
Keterampilan berkomunikasi yang baik merupakan kunci keberhasilan dalam berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan pola komunikasi positif dengan orang-orang di sekitar kita, termasuk teman, rekan kerja, relasi bisnis, dan individu lain yang relevan dengan aktivitas sehari-hari kita. Dengan demikian, kita dapat menjaga kualitas hubungan kita dengan baik dan mencapai kesuksesan yang lebih besar.