Dalam perjalanan hidup, kita sering kali dihadapkan dengan berbagai komentar dan pendapat dari orang lain tentang cara kita menjalani kehidupan. Terlepas dari apakah mereka adalah orang terdekat kita atau hanya seorang kenalan yang tahu sedikit tentang kita, komentar yang datang dari mereka dapat beragam, dari yang positif hingga yang menyakitkan.
Namun, bagaimana seharusnya kita merespons komentar-komentar tersebut? Apakah kita seharusnya hanya diam atau adakah pendekatan yang lebih bijak?
Ada sebuah cerita terkenal yang bisa memberikan kita wawasan dalam hal ini. Ceritanya bercerita tentang seorang ayah dan anak yang pergi ke pasar dengan seorang keledai. Ketika mereka tiba di pasar, beberapa orang di sana berkomentar, “Kasihan keledai kecil itu, harus dinaiki oleh dua orang yang berat.”
Dalam mendengar komentar tersebut, sang ayah memutuskan turun dari keledai dan membiarkan anaknya yang naik. Tapi, kemudian orang-orang di pasar berkata, “Itu anak yang durhaka, mengapa dia naik keledai sedangkan ayahnya berjalan menuntunnya.”
Mendengar komentar ini, anak itu pun memutuskan turun dari keledai dan meminta ayahnya untuk naik. Namun, kembali orang-orang berkomentar, “Kasihan sekali anak itu, ayahnya naik keledai sedangkan ia berjalan kaki menuntun keledainya.”
Sang ayah dan anak lalu memutuskan untuk turun dan berjalan bersama sambil menuntun keledai mereka berdua. Tetapi, komentar-komentar negatif dari orang-orang tidak berhenti di situ. Mereka berkata, “Bodoh sekali mereka, mereka punya keledai tapi tidak menaikinya.”
Akhirnya, sang ayah berkata pada anaknya, “Anakku, jika kita terlalu mempedulikan apa yang orang lain katakan, kita tak akan pernah puas.”
Kisah ini mengajarkan kita bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak bisa selalu mengikuti semua pendapat dan komentar orang lain. Pendapat mereka bisa memberikan masukan dan mungkin juga kesempatan untuk introspeksi diri, tetapi terkadang, komentar-komentar negatif mereka hanya dapat menghancurkan semangat kita.
Oleh karena itu, kita harus belajar untuk tidak terlalu dipengaruhi oleh apa yang orang lain katakan. Hidup kita bukanlah untuk memenuhi ekspektasi orang lain. Kita adalah penulis utama dalam kisah kehidupan kita sendiri.
Sebagai manusia, kita cenderung terlalu memikirkan apa kata orang tentang kita. Namun, penting untuk diingat bahwa, tidak peduli apa yang kita lakukan, akan selalu ada orang yang tidak puas atau bahkan mencoba menghakimi. Seperti yang pernah diungkapkan oleh seorang Arab, “Ucapan orang seperti debu. Jika angin tidak mengangkatnya, maka ia akan diinjak oleh kaki. Hiduplah sesuai dengan kehendakmu, karena ucapan orang tak akan pernah terdiam.”
Oleh karena itu, dalam melangkah menuju jalan hidup kita, kita harus tetap menjadi diri sendiri dan menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip yang kita yakini. Jangan terlalu memikirkan apa kata orang, karena pada akhirnya, mereka tidak akan pernah sepenuhnya puas dengan apa pun yang kita lakukan, baik itu baik atau buruk.