Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Adab Bagi Penghafal Al Qur’an

Menghafal Al-Qur’an adalah suatu bentuk kemuliaan yang luar biasa. Penghafal Al-Qur’an dianggap sebagai keluarga Allah di muka bumi, dan sebagai ganjaran, Allah SWT menjanjikan mahkota kebanggaan bagi kedua orang tua penghafal Al-Qur’an di akhirat.

Pada zaman sekarang, menghafal Al-Qur’an telah menjadi tren yang semakin populer. Banyak orang, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa dan lanjut usia, mulai tertarik dan bersemangat untuk menghafal Al-Qur’an. Sebagai respons, tempat dan lembaga yang menyediakan fasilitas untuk menghafal Al-Qur’an pun semakin menjamur, bahkan seringkali diadakan perlombaan menghafal Al-Qur’an.

Namun, di balik semangat ini, ada hal yang perlu diperhatikan secara mendalam, yaitu perilaku atau adab seseorang yang menghafal Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah sangat mulia, maka sikap kita terhadap Al-Qur’an juga harus senantiasa mulia. Berikut beberapa adab yang harus diperhatikan oleh para penghafal Al-Qur’an:

  1. Tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai mata pencaharian: Niat utama dalam menghafal Al-Qur’an haruslah semata-mata untuk mendapatkan ridho Allah. Hafalan Al-Qur’an bukanlah sarana untuk mencari popularitas, uang, beasiswa, atau hal-hal dunia lainnya. Kita harus memahami bahwa Allah akan memuliakan hamba-Nya yang menghafal Al-Qur’an, baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, tidak perlu menggunakan Al-Qur’an demi urusan dunia.
  2. Membiasakan diri membaca Al-Qur’an: Seorang penghafal Al-Qur’an harus membangun kedekatannya dengan Al-Qur’an dengan membiasakan membaca Al-Qur’an secara teratur. Jadikan Al-Qur’an sebagai sahabat setiap hari, mengiringi setiap langkah kita, dan selalu bersama kita di setiap waktu dan tempat.
  3. Mengulang hafalan Al-Qur’an dan menghindari lupa: Setelah berhasil menghafal, tugas berikutnya adalah mempertahankan hafalan agar tetap terjaga dalam ingatan. Para penghafal Al-Qur’an harus rutin melakukan muroja’ah, yaitu mengulang hafalannya. Hal ini seringkali terabaikan, terutama ketika hafalan tidak lancar. Padahal, ketidaklancaran itu seharusnya menjadi motivasi utama untuk muroja’ah. Muroja’ah adalah kunci untuk meningkatkan kelancaran hafalan.

Para penghafal Al-Qur’an juga diharapkan untuk menjaga perilaku yang mulia dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh Al-Qur’an demi menghormati Al-Qur’an. Kita perlu memahami perbedaan antara hanya menghafal Qur’an dan menjadi penghafal Qur’an yang sejati. Penghafal Al-Qur’an adalah seseorang yang menikmati proses belajar dan berusaha untuk terus mengikuti Al-Qur’an sepanjang hidupnya, dengan membacanya, merenungkannya, dan mengamalkannya.

Akhirnya, kita harus menyadari bahwa jumlah juz yang kita hafal, apakah satu, sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh, adalah hadiah dari Allah. Menghafal Al-Qur’an adalah seperti konsep ekonomi “high risk, high return.” Prosesnya mungkin sulit, tetapi ganjarannya juga sangat besar. Kita hanya perlu berusaha sebaik mungkin dan tawakal pada Allah. Wallahualam bisshawab.

Avatar
Written By

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...