Pada setiap pertempuran, Kaum Musyrik selalu berusaha dengan segala cara untuk menghentikan kemenangan Kaum Muslim. Salah satu taktik yang mereka gunakan adalah menyebarkan berita palsu tentang kematian Rasulullah SAW di medan perang. Teriakan berita palsu ini disampaikan dengan tujuan untuk meruntuhkan semangat para Muslim di medan pertempuran.
Teriakan palsu Kaum Musyrik tentang kematian Rasulullah SAW memiliki dampak yang signifikan. Para sahabat yang tidak memiliki kedekatan langsung dengan Rasulullah SAW menjadi terguncang dan merasa kehilangan panduan yang sangat berharga. Kegelisahan yang tak terkira pun menyelimuti barisan Muslim.
Saat itu, suasana di antara Kaum Muslim menjadi kacau dan penuh keraguan. Namun, berita palsu tentang kematian Nabi juga sedikit meredakan intensitas serangan dari pasukan Musyrik. Mereka merasa telah mencapai tujuan mereka yang tertinggi, sehingga banyak dari mereka beralih untuk mengejar dan melibas pasukan Muslim yang terdesak.
Saat Mush’ab bin Umair gugur, Rasulullah SAW menyerahkan panji perang kepada Ali bin Abi Thalib. Dalam momen tersebut, Rasulullah berhasil menembus barisan pasukan Musyrik yang mengelilingi mereka, dan pergi ke tempat para sahabat yang sedang melemah. Ka’ab bin Malik adalah salah satu yang pertama kali mengetahui kedatangan Rasulullah. Ia berteriak keras-keras untuk membangkitkan semangat Kaum Muslim yang sebelumnya melemah, “Wahai Kaum Muslim, bersoraklah! Inilah Rasulullah!”
Rasulullah memberikan isyarat kepada Ka’ab untuk tetap diam, sehingga pasukan Musyrik tidak mengetahui keberadaan beliau. Namun, suara Ka’ab mencapai telinga pasukan Muslim, dan mereka bergegas mendekati suara tersebut. Akhirnya, di sekitar Rasulullah SAW, berkumpul sekitar tiga puluh sahabat yang akan mendukungnya dalam pertempuran tersebut.