Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Menjadi Muslim Yang Kaya, Haramkah?

Siapa di antara kita yang tidak bercita-cita untuk meraih kekayaan? Hampir semua orang pasti mendambakannya. Namun, ada pandangan yang kerap kali menghambat semangat kita, yaitu anggapan bahwa sebagai seorang muslim, kita seharusnya tidak boleh kaya. Tetapi, apakah pandangan tersebut benar adanya?

Pertama-tama, perlu kita ingat bahwa salah satu sahabat Rasulullah, yakni Abdurrahman bin ‘Auf, adalah sosok yang sangat kaya. Rasulullah Muhammad ﷺ tidak pernah memerintahkannya untuk menyingkirkan kekayaannya atau hidup dalam keadaan miskin. Selain Abdurrahman, sahabat-sahabat lainnya seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, dan Umar bin Khattab juga merupakan individu yang berkecukupan secara materi dan tidak dilarang untuk meraih kekayaan.

Salah satu riwayat mengenai pandangan Rasulullah ﷺ terhadap kekayaan adalah saat beliau mengutus seseorang untuk bertemu dengan Amru bin Ash. Rasulullah memerintahkan Amru untuk membawa pakaian dan senjatanya, lalu berpesan, “Bergabunglah dengan pasukan prajurit ini. Semoga Allah memberikan keselamatan padamu, memberikanmu ghanimah (hasil perang), dan aku berharap kamu mendapatkan harta yang berlimpah.”

Namun, Amru dengan tulus menjawab, “Wahai Rasulullah, saya memeluk Islam bukan karena keinginan untuk memperoleh harta, melainkan karena cinta saya kepada Islam dan harapan untuk bersama Anda dalam perjalanan ini.”

Rasulullah ﷺ memberikan jawaban yang bijak, “Wahai Amru, harta yang paling baik adalah harta yang dimiliki oleh seorang hamba yang shaleh.”

Dari hadis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Rasulullah ﷺ mengizinkan umatnya untuk mencari kekayaan, asalkan didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dalam hadis lain, disebutkan, “Tidak ada yang salah dengan kekayaan bagi orang yang bertakwa. Dan kesehatan bagi orang yang bertakwa jauh lebih berharga daripada kekayaan. Kebahagiaan adalah bagian dari kenikmatan.” Ini menegaskan bahwa menjadi kaya bukanlah masalah, selama kekayaan itu diperoleh dengan cara yang halal dan tidak menghalangi ketaatan kepada Allah.

Jadi, intinya adalah bahwa kita boleh menjadi kaya, tetapi kita harus menjadikan ketakwaan sebagai landasan utama dalam mencapai kekayaan. Kekayaan itu sendiri bukanlah masalah, yang tidak boleh terjadi adalah ketika harta menjadi tujuan utama dalam hidup kita, atau ketika harta malah menghalangi kita dari beribadah dan berbuat baik kepada sesama. Kita tidak boleh menghalalkan segala cara demi meraih kekayaan, yang harus dijunjung tinggi adalah prinsip-prinsip moral dan etika Islam dalam mencari kekayaan.

Faisal Maarif
Written By

Penulis, Konten Kreator, dan Peminat Sejarah.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...