Rasulullah SAW pernah bersabda kepada para sahabatnya, “Akan datang seorang laki-laki penghuni surga.” Pesan ini disampaikan berkali-kali dalam beberapa hari berturut-turut. Namun, apa yang membuat kisah ini begitu menarik adalah fakta bahwa lelaki Anshar yang disebutkan dalam sabda Rasulullah memiliki amalan yang tampaknya sangat sederhana.
Setiap hari, lelaki Anshar ini melakukan beberapa hal yang mungkin kita anggap sepele. Dia selalu bersyukur kepada Allah SWT, senantiasa mengucapkan dzikir dan takbir, serta menjaga kebersihan dirinya dengan wudhu. Namun, amalan-amalan kecil ini menjadi ciri khasnya. Dia tidak pernah merasa iri atau dengki terhadap sesama muslim, dan dia juga tidak pernah mengeluh tentang kenikmatan yang Allah berikan kepada orang lain.
Saat Abdullah bin Amr bin Ash mendekatinya dan bertanya tentang amalannya, lelaki Anshar dengan rendah hati menjawab bahwa dia tidak melakukan amalan besar yang mencolok. Namun, dia menekankan bahwa dia hidup tanpa rasa iri terhadap sesama muslim dan tanpa hasad terhadap nikmat yang diberikan Allah kepada orang lain.
Abdullah bin Amr bin Ash, sahabat terkemuka Rasulullah SAW, akhirnya menyadari bahwa sikap lelaki Anshar ini yang membuatnya begitu istimewa di mata Allah SWT. Amalan sederhana yang mungkin diabaikan oleh banyak orang, seperti bersyukur, berdzikir, dan menjauhi rasa iri, ternyata memiliki bobot besar di sisi Allah SWT.
Kisah ini mengingatkan kita bahwa tidak selalu amalan besar yang membuat seseorang istimewa di mata Allah SWT. Terkadang, hal-hal sederhana seperti bersyukur, berdzikir, menjaga kebersihan, dan menjauhi rasa iri adalah amalan yang sangat dihargai oleh-Nya. Kita dapat mengambil inspirasi dari kisah lelaki Anshar ini untuk merenungkan amalan-amalan kecil dalam hidup kita yang mungkin kita anggap remeh, tetapi sebenarnya memiliki nilai besar di sisi Allah SWT. Semoga kita semua dapat meniru sikap rendah hati dan ikhlas seperti yang ditunjukkan oleh lelaki Anshar dalam kisah ini.