Sebuah gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 6,8 Skala Ritcher mengguncang Maroko pada Jumat malam, menewaskan setidaknya 296 orang dan melukai lebih dari 150 lainnya, demikian diumumkan oleh Kementerian Dalam Negeri Maroko pada hari Sabtu.
Gempa ini memicu kekacauan di berbagai kota besar, dari ibukota Rabat hingga tujuan wisata terkenal Marrakech. Kota-kota tersebut menjadi saksi bangunan-bangunan rusak dan orang-orang yang panik berhamburan ke jalan-jalan serta gang-gang.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa puluhan orang tewas, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau di selatan Marrakech. Di kota wisata Marrakech sendiri, 27 orang dikabarkan tewas, sementara empat orang lainnya kehilangan nyawa di provinsi Ouarzazate di sebelah selatan.
US Geological Survey (USGS) mengungkapkan bahwa episentrum gempa berada pada kedalaman 18 kilometer di bawah permukaan. Gempa ini terjadi pada pukul 11:11 siang waktu setempat dan berpusat sekitar 56,3 kilometer sebelah barat Oukaimeden, sebuah resor ski populer di Pegunungan Atlas. Selain itu, gempa ini juga dekat dengan Toubkal, puncak tertinggi di Afrika Utara.
Dampak gempa sangat terasa di Marrakech, dengan beberapa rumah di kota tua yang padat runtuh. Penduduk setempat bekerja keras untuk membersihkan puing-puing sambil menunggu alat berat. Warga Marrakech lainnya melaporkan ambulans keluar dari kota tua dan banyak fasad bangunan rusak. Orang-orang tetap berada di luar rumah mereka, khawatir akan terjadinya gempa susulan.
Gempa ini juga dirasakan di negara tetangga Aljazair dan Portugal, meskipun tidak ada laporan tentang kerusakan atau korban jiwa di sana.
Rumah sakit di Marrakech menghadapi lonjakan besar pasien luka akibat gempa ini. Media lokal melaporkan bahwa ini adalah gempa terkuat yang pernah melanda Maroko.
Pada tahun 2004, gempa bumi yang mengguncang Al Hoceima di timur laut Maroko menewaskan sedikitnya 628 orang dan melukai 926 lainnya. Sementara itu, pada tahun 1980, gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter di negara tetangga Aljazair menewaskan 2.500 orang dan membuat lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal.