Pernahkah kalian mendengar tentang sifat hasad? Hasad adalah sifat iri hati atau dengki terhadap kebaikan yang diperoleh orang lain. Sifat ini termasuk ke dalam akhlak yang tercela.
Jika kamu merasa tidak suka saat tetangga beli mobil baru? Merasa gelisah saat melihat teman yang lebih sukses, waspadalah. Bisa jadi itu adalah gejala dari sifat hasad. Jangan sampai perasaan tersebut terus membesar. Namun segera hilangkan. Lantas kenapa hasad adalah sikap yang berbahaya?
Bahaya Sikap Hasad
Rasulullah SAW pernah bersabda: ”Jauhkanlah dirimu dari hasad karena sesungguhnya hasud itu memakan kebaikan-kebaikan sebagaimana api memakan kayu-bakar.” (HR. Abu Dawud).
Hadits tersebut dengan sangat jelas memberitahukan kepada kita semua tentang bahaya hasad, yakni bisa menghapus amalan-amalan kebaikan yang telah kita lakukan susah payah. Bayangkan, shalat lima waktumu, sedekahmu, zakatmu harus terhapus hanya karena sifat hasad.
Secara psikologis sifat hasad juga merugikan dirimu. Saat dirimu iri kepada orang lain, maka kamu akan fokus kepada orang itu dengan emosi negatif. Akibatnya urusanmu yang lebih penting menjadi terbengkalai. Kemudian jika pikiranmu dipenuhi emosi negatif, maka hal tersebut akan berdampak buruk kepada kesehatan lahir dan batin kita.
Jika kita iri terhadap pencapaian orang lain, hal tersebut sama dengan menyiksa diri kita sendiri. Di saat orang yang kita benci hidup normal seperti tak terjadi apa-apa, orang yang iri malah menyibukkan diri dengan membenci orang lain. Betapa tersiksanya hidup seperti itu.
Dalam pepatah Arab disebutkan, Al Hasuud Laa Yasuud, orang yang dengki tidak akan bahagia.
Ketika Rasulullah SAW Jadi Korban Hasad
Setidaknya Rasulullah SAW pernah menjadi korban hasad dua kali seumur hidupnya. Pertama, saat dia lahir dan di masa kecilnya. Umat Yahudi iri karena ternyata Nabi terakhir tidak berasal dari kalangan Bani Israil. Namun dari kabilah Quraisy Hal ini membuat mereka iri dan ingin membunuh Rasulullah SAW kecil. Untungnya Allah SWT melindungi Nabi Muhammad SAW dari konspirasi jahat umat Yahudi.
Kedua saat hijrah ke Madinah. Orang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay iri karena Rasulullah SAW diangkat sebagai pemimpin di Madinah. Padahal jika tidak ada Nabi Muhammad, dia yang akan menjadi pemimpin di Yatsrib. Hal ini membuat Abdullah bin Ubay menjadi orang munafik, di depan seolah beriman, namun di belakang beliau menjelek-jelekan Nabi Muhammad SAW.
Baik Yahudi maupun munafik yang hasad kepada Rasulullah SAW mendapatkan balasan yang setimpal atas sikap mereka. Kaum Yahudi yang mengkhianati Piagam Madinah akhirnya diperangi. Sementara Abdullah bin Ubay meninggal dan tidak boleh dishalatkan.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sifat hasad adalah sifat buruk yang harus dijauhi oleh seorang muslim. Sikap hasad tidak merugikan orang lain, namun hanya merugikan diri sendiri pada akhirnya. Selain azab di akhirat, sikap hasad juga akan mendatangkan penderitaan di dunia jika pelakunya tidak bertaubat,