Connect with us

Hi, what are you looking for?

Kajian

Toleransi Beragama Di Masa Kekhalifahan Islam

RUANGSUJUD.COM – Dibanding dengan imperium lain pada masanya, toleransi di dunia Islam sudah lebih maju. Biasanya, seorang kaisar atau raja memaksakan sebuah agama resmi kepada rakyatnya. Rakyat yang tidak mau mengikuti agama resmi akan didiskriminasi. 

Hal ini tidak berlaku pada masa kekhalifahan Islam. Pada saat Bani Umayyah merebut kekuasaan di Andalusia, umat Kristen dan Yahudi dibebaskan untuk memeluk agamanya. Syaratnya hanya membayar jizyah saja. 

Tak hanya itu, bahkan kelompok ahlu dzimmah atau kafir dzimmiy dilibatkan dalam aktifitas ilmu pengetahuan atau politik. 

Pasca pembebasan (penaklukan) besar-besaran dalam sejarah Islam selesai, bangsa Arab giat menfokuskan perhatiannya di bidang ilmu pengetahuan; mereka menerjemahkan buku-buku Yunani, Persia, dan India.

Di sinilah orang-orang Kristen dan Yahudi memainkan peran penting menyukseskan kerja terjemah, salah satu penerjemah terkemuka adalah Hunain ibn Ishaq.

Setelah satu abad setengah kemunculan Islam, dua kota besar, Baghdad di bawah naungan dinasti Abbasiyah dan Cordoba di bawah naungan dinasti Umayyah, menjelma pusat studi ilmiah internasional khususnya di bidang kedokteran. Beberapa dokter di masa dinasti Umayyah di antaranya adalah: Ibn Wahsal dan Abu Hakim Al-Dimasyqie.

Adalah Abu Washal adalah kristiani dan menjabat sebagai dokter pribadi khalifah Umayyah pertama, Muawiyyah ibn Abi Sufyan. Washal ahli di bidang anti biotik racun. Di masa Muawiyah banyak pembesar meninggal dengan cara tidak wajar, dikabarkan saat itu Washal menemui ajalnya dalam sebuah peristiwa pembunuhan karena dendam.

Dokter lain beragama Kristen di masa dinasti Umayyah adalah Abu Hakim Al-Dimasyqie. Al-Dimasyqie ahli ilmu bius dan menjadi penasehat untuk khalifah Yazid ibn Muawiyah.

Pada masa kekhilafahan Al Muktashim Billah, dia mengangkat seorang Kristen menjadi Wazir (Menteri). Namanya al-Fadl bin Marwan. Dia seorang yang cakap. Khalifah Harun ar-Rasyid, yang pertama kali melihat talentanya dan kemudian mengangkatnya sebagai sekretaris lembaga pajak (diwan al-kharaj). Lantas saat Al Muktashim menjadi Gubernur di Mesir, dia angkat Fadl sebagai kepala lembaga pajak.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Al Muktashim kemudian mengangkatnya sebagai Wazir dalam masa kekhilafahannya. Imam Thabari mencatat betapa semua urusan departemen dikontrol oleh Fadl. Dia menjadi menteri selama tiga tahun. Keuangan negara menjadi stabil di masanya. Tapi seperti pejabat lainnya, Kahlifah pun kemudian menyingkirkan dan memenjarakannya. Alasan menggesernya sederhana. Khalifah tak suka dia membatasi pengeluaran pribadinya.

Intan Jahni
Written By

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Ibrahim bin Adham, seorang tokoh sufi yang terkenal dalam sejarah Islam, dikenal dengan nasihat-nasihatnya yang tajam dan mendalam. Nasihat-nasihatnya tidak hanya mengingatkan kita tentang...