Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kisah-kisah luar biasa yang dialami oleh orang-orang biasa—bukan nabi, bukan wali—namun tetap saja kisah itu membuat bulu kuduk berdiri. Cerita-cerita ini biasanya datang dari peristiwa genting: peperangan, bencana, atau situasi hidup dan mati. Dalam Islam, peristiwa-peristiwa luar biasa yang terjadi pada orang saleh biasa ini disebut ma’unah, yaitu pertolongan Allah yang datang secara tiba-tiba dan di luar logika manusia.
Ma’unah: Keajaiban Bagi Orang yang Bertakwa
Ma’unah bukan sesuatu yang bisa dicari dengan latihan atau ritual tertentu. Ia datang atas kehendak Allah, sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba yang beriman. Seseorang bisa mengalami ma’unah ketika ia tulus dalam doa, pasrah dalam kesulitan, dan ikhlas dalam amal. Hal-hal luar biasa yang menyelamatkannya bukan sihir, bukan sulap, tapi semata-mata pertolongan dari Allah.
Seorang ulama besar, Imam Asy-Syahrastani, menyebutkan bahwa ma’unah adalah “pertolongan Allah yang tidak tetap (tidak terus-menerus), diberikan saat seseorang dalam keadaan terdesak dan sangat membutuhkan.”
Kisah Ma’unah dari Masa Pejuang Indonesia
Salah satu kisah yang paling banyak diceritakan oleh generasi terdahulu adalah pengalaman para pejuang kemerdekaan Indonesia yang selamat dari gempuran peluru tentara kolonial. Dalam buku-buku sejarah lisan maupun cerita para kiai pesantren, sering disebutkan bahwa banyak pejuang yang hanya bersenjatakan bambu runcing namun tidak terluka sedikit pun meski dikepung tentara bersenjata lengkap.
Bahkan dalam beberapa cerita, pejuang itu seperti menghilang dari pandangan musuh, atau peluru yang ditembakkan ke arahnya tak pernah menyentuh tubuhnya. Kisah-kisah ini hidup hingga kini, dan sering dikaitkan dengan amalan seperti shalat tahajud, wirid, atau doa-doa tertentu yang dijaga dengan disiplin. Apakah itu karomah? Tidak. Karena mereka bukan wali yang dikenal, maka lebih tepat disebut ma’unah—pertolongan Allah untuk orang-orang yang membela kebenaran.
Ma’unah di Masa Kini: Dari Santri Hingga Tukang Ojek
Ma’unah bukan cerita masa lalu. Ia masih terjadi hingga hari ini, bahkan mungkin di sekitar kita. Misalnya, ada kisah seorang santri yang hanyut terbawa banjir, lalu ditemukan selamat sehari kemudian duduk di atas pohon besar. Saat ditanya bagaimana bisa sampai di sana, ia sendiri tidak tahu. Yang ia tahu, ia membaca doa-doa saat tenggelam, dan tiba-tiba sudah berada di tempat aman.
Atau kisah seorang tukang ojek yang hampir tertabrak truk, tapi saat orang-orang menyangka ia pasti meninggal, ternyata ia berdiri dengan tenang, sama sekali tidak terluka. Banyak
