Monitorday.com – Nama Harun ar-Rasyid (memerintah 170–193 H / 786–809 M) telah menjadi simbol kejayaan peradaban Islam. Di masa pemerintahannya, Dinasti Abbasiyah mencapai puncak keemasan dalam segala bidang — politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, seni, hingga spiritualitas. Ia bukan hanya seorang khalifah yang berkuasa, tetapi juga sosok visioner yang mampu mengubah Baghdad menjadi pusat peradaban dunia, menandingi Roma dan Konstantinopel pada masanya.
Harun ar-Rasyid lahir pada tahun 149 H (766 M), putra dari Khalifah Al-Mahdi dan Al-Khayzuran, serta adik dari Musa al-Hadi. Sejak kecil, ia dididik dengan disiplin militer, ilmu agama, dan pemerintahan. Ia tumbuh dalam lingkungan istana yang penuh ilmu dan kebajikan. Gurunya antara lain adalah Al-Kisa’i, seorang ahli bahasa Arab terkenal, dan Yahya bin Khalid al-Barmaki, tokoh besar dari keluarga Barmakiyah yang kelak menjadi wazir (perdana menteri) kepercayaannya.
Setelah kematian kakaknya, Musa al-Hadi, Harun naik takhta pada usia 20 tahun. Meski muda, ia sudah berpengalaman sebagai gubernur di beberapa wilayah penting dan pernah memimpin ekspedisi militer besar melawan Bizantium. Dari sana, lahirlah julukannya yang terkenal, “ar-Rasyid”, yang berarti yang mendapat petunjuk.
Begitu menjadi khalifah, Harun ar-Rasyid langsung memusatkan perhatiannya pada penguatan pemerintahan dan kesejahteraan rakyat. Ia mempertahankan struktur administrasi yang ditinggalkan ayahnya dan kakaknya, namun memperluas perannya ke arah pembangunan peradaban. Ia menempatkan orang-orang kompeten di posisi penting, termasuk keluarga Barmakiyah yang terkenal cerdas, jujur, dan berpandangan luas. Di bawah koordinasi mereka, sistem pemerintahan Abbasiyah menjadi sangat efisien dan stabil.
Secara ekonomi, masa Harun ar-Rasyid adalah puncak kemakmuran dunia Islam. Baghdad menjadi kota terkaya di dunia. Jalur perdagangan dari Andalusia, Afrika Utara, India, dan Cina bertemu di sana. Pasar-pasar Baghdad dipenuhi barang-barang mewah seperti sutra, porselen, rempah, emas, dan buku-buku langka. Pajak negara meningkat pesat, namun rakyat tetap sejahtera karena hasil pajak digunakan untuk pembangunan publik — jalan, jembatan, rumah sakit (bimaristan), dan sekolah.
Saking kayanya kekhalifahan, disebutkan bahwa Harun ar-Rasyid mengirim hadiah emas dan jam air megah kepada Kaisar Charlemagne di Eropa Barat sebagai tanda persahabatan. Hubungan diplomatik ini menunjukkan betapa besar wibawa Abbasiyah di mata dunia.
Namun, kemegahan Harun ar-Rasyid tidak hanya terletak pada kekayaan duniawi, tetapi juga pada kecintaannya terhadap ilmu dan agama. Ia menjadikan Baghdad sebagai “kota ilmu” dengan mendirikan Baitul Hikmah — lembaga penerjemahan dan riset terbesar di dunia pada zamannya. Di sinilah karya-karya ilmuwan Yunani, Persia, dan India diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Lembaga ini menjadi cikal bakal universitas modern dan tempat lahirnya ilmuwan besar seperti Al-Khawarizmi, Jabir bin Hayyan, dan Hunayn bin Ishaq.
Di bawah kepemimpinan Harun ar-Rasyid, ilmu pengetahuan berkembang dalam suasana yang terbuka namun tetap berlandaskan iman. Filsafat, astronomi, kedokteran, matematika, dan sastra semua tumbuh pesat. Ia percaya bahwa ilmu adalah cahaya yang menuntun kekuasaan. Dalam banyak riwayat, ia disebut sering berkata:
> “Ilmu menjaga kekuasaan, dan kekuasaan tanpa ilmu akan membawa kehancuran.”
Selain mencintai ilmu, Harun ar-Rasyid juga dikenal taat beribadah dan dermawan. Ia rutin menunaikan salat malam, berpuasa, dan menunaikan haji berkali-kali — bahkan tercatat bahwa ia menjalankan ibadah haji satu tahun dan jihad di tahun berikutnya secara bergantian. Dalam catatan sejarah, ia pernah berdoa di malam sunyi sambil menangis, berkata:
> “Ya Allah, Engkau telah mempercayakan kepadaku urusan umat Muhammad. Jika aku lalai, maka celakalah aku di hadapan-Mu.”
Di balik kemegahan istana, Harun ar-Rasyid tetap memiliki sisi spiritual yang mendalam. Ia dikenal rendah hati di hadapan para ulama. Ia menghormati Imam Malik bin Anas, Sufyan ats-Tsauri, dan banyak ahli fikih lainnya. Dalam kisah terkenal, ia pernah memanggil seorang ulama ke istana, namun ulama itu menolak dengan berkata, “Ilmu tidak datang kepada raja, raja yang datang kepada ilmu.” Harun pun turun dari tahtanya dan menemui ulama itu sebagai bentuk penghormatan.
Dari sisi sosial, ia memperhatikan kesejahteraan rakyat kecil. Ia membangun ribuan lembaga sosial, termasuk rumah sakit, panti anak yatim, dan pusat distribusi zakat. Ia juga menugaskan pasukan khusus yang berpatroli di malam hari untuk memastikan keamanan rakyat. Sejarawan mencatat bahwa di masa pemerintahannya, hampir tidak ada rakyat yang kelaparan di Baghdad — kemakmuran tersebar luas hingga ke pelosok kekhalifahan.
Namun, di tengah keemasannya, masa Harun ar-Rasyid juga diwarnai drama politik istana. Persaingan antara keluarga Barmakiyah dengan pejabat lain memunculkan ketegangan. Pada akhirnya, keluarga Barmakiyah yang dulu sangat berpengaruh jatuh dari kekuasaan karena tuduhan penyalahgunaan wewenang. Keputusan Harun untuk menyingkirkan mereka menjadi peristiwa besar yang menandai berakhirnya era harmoni di istana, meski kekhalifahan tetap kuat.
Harun ar-Rasyid wafat pada tahun 193 H (809 M) di Khurasan dalam sebuah ekspedisi militer. Ia meninggalkan kekhalifahan yang luas, makmur, dan berperadaban tinggi — dari Afrika Utara hingga India. Setelah wafat, takhta diteruskan oleh putranya, Al-Amin, kemudian Al-Ma’mun, yang melanjutkan tradisi ilmu dan pemerintahan yang kuat.
Warisan Harun ar-Rasyid hidup jauh melampaui zamannya. Ia dikenang bukan hanya sebagai khalifah yang hebat, tetapi juga sebagai simbol puncak peradaban Islam. Ia berhasil memadukan kekuatan politik, kekayaan ekonomi, dan kejernihan spiritual dalam satu kepemimpinan yang menginspirasi dunia.
Sejarawan Muslim dan Barat sama-sama sepakat bahwa masa Harun ar-Rasyid adalah zaman emas Islam. Ia menjadikan Baghdad cahaya dunia, tempat di mana ilmu, seni, dan iman berpadu dalam harmoni. Ia membuktikan bahwa peradaban terbesar lahir bukan dari perang dan penaklukan, tetapi dari ilmu, keadilan, dan cinta kepada Allah.
						
									

























								
				
				
			