Pernah nggak sih lu bingung, kenapa temen lu yang sama-sama Muslim bisa beda cara sholatnya? Ada yang kalau ruku’ tangannya ke samping, ada juga yang di paha. Ada yang bilang qunut subuh itu wajib, ada juga yang nggak pernah pake. Nah, itu semua gara-gara beda mazhab, bro.
Perbedaan Itu Warisan Ilmu, Bukan Sumber Pecah Belah
Yang perlu kita sadari dari awal: perbedaan mazhab itu bukan karena para ulama pengen bikin Islam jadi ribet. Justru karena mereka serius banget dalam memahami Qur’an dan hadis. Tapi karena sumber-sumber itu kadang bisa ditafsirkan beda, jadilah muncul perbedaan pendapat.
Satu Dalil, Banyak Makna
Contoh simpel gini deh: Nabi pernah sholat sambil ngangkat tangan, tapi kadang juga nggak. Nah, ulama yang lihat hadis itu bisa beda-beda kesimpulannya. Ada yang bilang “berarti angkat tangan itu sunnah”, ada juga yang bilang “itu hanya di waktu tertentu”. Akhirnya, jadilah beda praktik, padahal sama-sama berdasarkan hadis.
Faktor Bahasa, Budaya, dan Logika
Ulama-ulama besar zaman dulu hidup di tempat yang beda-beda. Imam Malik hidup di Madinah, Imam Abu Hanifah di Kufah, Imam Syafi’i sempat belajar ke banyak tempat, dan Imam Ahmad di Baghdad. Kondisi sosial, budaya, bahkan dialek bahasa Arab di masing-masing tempat itu berpengaruh juga ke cara mereka memahami dalil.
Ilmu Itu Berkembang, Bro
Islam bukan agama kaku yang cuma hitam-putih. Justru dengan perbedaan mazhab, kita bisa lihat bahwa Islam memberi ruang untuk berpikir, berdiskusi, dan mencari solusi. Dan hebatnya lagi, para ulama dulu meskipun berbeda, tetap saling menghargai. Nggak ada tuh yang bilang “Mazhab gue paling benar, yang lain sesat.”
Jadi, Gimana Sikap Kita?
Lu mau ikut mazhab Syafi’i, Hanafi, Maliki, atau Hanbali—semua itu sah. Tapi jangan sampai kita malah jadi ngejek atau nyalahin orang lain yang beda. Karena hakikatnya, perbedaan itu bagian dari rahmat. Kata ulama, “perbedaan pendapat di kalangan umatku adalah rahmat”.
Akhir Kata
Jangan terlalu fokus sama beda mazhab sampai lupa inti ajaran Islam: sholat yang khusyuk, hati yang bersih, dan hidup yang lurus. Kalau paham ini, lu nggak akan heran lagi kenapa umat Islam bisa beda mazhab. Yang penting, tetap satu iman, satu tujuan.
