Di antara sekian banyak karya besar dalam khazanah Islam, Fathul Bari karya Ibnu Hajar Al-Asqalaniy menempati posisi istimewa yang sulit tertandingi. Kitab ini merupakan syarah atau penjelasan mendalam terhadap Shahih Al-Bukhari, kitab hadis paling sahih dalam Islam setelah Al-Qur’an. Melalui Fathul Bari, Ibnu Hajar tidak hanya menjelaskan makna hadis, tetapi juga mengungkap kandungan hukum, hikmah, dan konteks yang melingkupi setiap riwayat.
Proyek penulisan Fathul Bari bukanlah pekerjaan singkat. Ibnu Hajar menghabiskan lebih dari 25 tahun untuk menyelesaikannya, dimulai sekitar tahun 817 H hingga selesai pada 842 H. Selama proses panjang itu, beliau tidak hanya menulis di ruang sunyi, tapi juga mengajarkannya kepada murid-muridnya di berbagai majelis ilmu di Mesir. Setiap bab yang selesai ditulis selalu dibacakan di hadapan para ulama dan penuntut ilmu untuk dikritisi dan disempurnakan. Inilah yang menjadikan Fathul Bari begitu kokoh secara akademik.
Isi Fathul Bari sangat luas. Ibnu Hajar menjelaskan setiap hadis dari segi sanad, matan, konteks sejarah, hingga penafsiran fiqih dari berbagai mazhab. Ia memadukan ketelitian seorang ahli hadis dengan keluasan pandangan seorang fakih dan sejarawan. Dalam kitab ini, kita bisa melihat bagaimana beliau membandingkan pendapat ulama, menjelaskan perbedaan makna, dan menuntun pembaca untuk memahami pesan moral di balik hadis Nabi ﷺ.
Kedalaman Fathul Bari membuat banyak ulama setelahnya mengakui kehebatannya. Imam As-Sakhawi, murid langsung Ibnu Hajar, menyebut kitab ini sebagai “penjelasan paling lengkap yang pernah ada terhadap Shahih Al-Bukhari.” Sementara Imam As-Suyuthi bahkan menyebutnya sebagai “kitab yang belum pernah ditulis sepadan dengannya di dunia Islam.” Hingga kini, Fathul Bari menjadi rujukan utama di lembaga-lembaga hadis dan madrasah di seluruh dunia.
Lebih dari sekadar karya ilmiah, Fathul Bari menunjukkan semangat Ibnu Hajar dalam menjaga kemurnian ajaran Islam. Ia bukan hanya menafsirkan teks, tetapi juga menyatukan berbagai disiplin ilmu untuk memahami sunnah Rasulullah ﷺ secara utuh. Keindahan bahasanya, keakuratan analisisnya, serta keluasan sumber rujukannya menjadikan kitab ini permata berharga dalam literatur Islam klasik.
Warisan Fathul Bari membuktikan bahwa ilmu yang ditulis dengan keikhlasan akan hidup melampaui zaman. Karya Ibnu Hajar ini bukan hanya menjadi panduan bagi ahli hadis, tetapi juga inspirasi bagi setiap penuntut ilmu untuk terus belajar dengan kesungguhan, disiplin, dan cinta terhadap sunnah Nabi ﷺ. Dalam setiap lembar Fathul Bari, kita seolah melihat bagaimana ilmu, iman, dan pengabdian berpadu menjadi satu dalam diri seorang ulama sejati.


























