Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Warisan Ilmu Imam Ad-Darimi dan Pengaruhnya bagi Ulama Setelahnya

Monitorday.com – Warisan ilmu Imam Ad-Darimi adalah salah satu pilar penting dalam sejarah keilmuan Islam. Ia bukan hanya ahli hadis dari Samarkand, tapi juga penjaga warisan intelektual umat yang menggabungkan kekuatan hafalan, ketelitian ilmiah, dan ketulusan hati dalam menjaga sunnah Nabi ﷺ. Melalui karyanya yang monumental, Sunan Ad-Darimi, ia meninggalkan jejak yang mendalam dan terus menjadi sumber inspirasi bagi para ulama sepanjang masa.

Imam Ad-Darimi lahir di Samarkand pada tahun 181 Hijriah (797 M) dan wafat pada tahun 255 Hijriah (869 M). Ia hidup di masa keemasan ilmu hadis — masa ketika para ulama melakukan perjalanan jauh untuk memastikan keaslian sabda Rasulullah ﷺ. Dalam lingkungan ilmiah yang ketat itu, Ad-Darimi tampil sebagai sosok yang dikenal karena kejujuran, kehati-hatian, dan kekuatan hafalannya.

Karya utamanya, Sunan Ad-Darimi, menjadi simbol dari warisan intelektualnya. Kitab ini tidak hanya berisi ribuan hadis yang disusun rapi berdasarkan bab fikih, tetapi juga mengandung komentar, pandangan ulama terdahulu, dan penjelasan kontekstual yang menjadikannya lebih dari sekadar kumpulan riwayat. Inilah yang membuat kitabnya dihargai oleh para ulama besar seperti Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, dan Imam An-Nasa’i.

Banyak hadis dalam Sunan Ad-Darimi kemudian juga diriwayatkan kembali dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, menunjukkan bahwa Ad-Darimi termasuk dalam rantai sanad utama dunia hadis. Bahkan, sebagian muridnya menjadi guru bagi ulama besar setelahnya — menjadikan pengaruhnya menjalar hingga generasi-generasi berikutnya.

Salah satu ciri khas warisan keilmuannya adalah pendekatan moderat antara riwayat dan dirayah. Imam Ad-Darimi tidak hanya meriwayatkan hadis secara tekstual, tapi juga memberikan konteks dan pemahaman mendalam terhadap maknanya. Ia menekankan pentingnya memahami maksud hadis dengan akal sehat dan adab ilmiah, bukan sekadar menghafalnya.

Dalam tradisi keilmuan Islam, warisan Imam Ad-Darimi juga tampak dalam disiplin sanad dan verifikasi sumber. Ia termasuk di antara ulama pertama yang menegaskan pentingnya memeriksa kredibilitas perawi, yang kemudian menjadi fondasi utama dalam ilmu jarh wa ta’dil (kritik dan verifikasi perawi).

Ketulusannya dalam menjaga ilmu membuatnya sangat dihormati. Dikisahkan, Imam Ad-Darimi selalu berwudhu sebelum menulis atau meriwayatkan hadis, dan tidak pernah meriwayatkan hadis Nabi ﷺ kecuali dalam keadaan tenang dan beradab. Ia berkata,

> “Hadis Nabi ﷺ bukanlah kata biasa; ia adalah cahaya yang tidak boleh keluar dari lisan yang kotor.”

Warisan spiritual inilah yang menjadikan ilmunya tetap hidup. Sunan Ad-Darimi bukan hanya menjadi rujukan hukum, tapi juga kitab pembentuk karakter dan adab ilmiah bagi para penuntut ilmu.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Para ulama setelahnya seperti Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Ibnu Katsir mengakui bahwa Ad-Darimi adalah pionir dalam menyusun kitab hadis dengan sistematika yang matang. Bahkan, sebagian menyebutnya sebagai “penghubung antara generasi Imam Malik dan Imam Bukhari.”

Pengaruhnya juga terasa di dunia modern. Di berbagai universitas Islam dan pesantren, Sunan Ad-Darimi masih diajarkan sebagai kitab penting untuk memahami metodologi hadis klasik. Para peneliti hadis kontemporer juga banyak mengutipnya sebagai sumber autentik untuk menelusuri perkembangan sanad.

Imam Ad-Darimi meninggalkan kita warisan besar — bukan hanya dalam bentuk teks, tapi juga semangat keilmuan yang jujur dan penuh pengabdian. Ia mengajarkan bahwa menjaga ilmu bukan sekadar menulis dan menghafal, tapi juga menjaga akhlak, niat, dan kehormatan ilmu itu sendiri.

Lebih dari seribu tahun setelah wafatnya, nama Imam Ad-Darimi tetap bersinar. Setiap kali hadis dari Sunan-nya dibacakan, pahala terus mengalir — menjadi saksi bahwa ilmu yang ditulis dengan keikhlasan tidak akan pernah padam.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...