Monitorday.com – Dalam khazanah keilmuan Islam, kitab Sunan Ad-Darimi menempati posisi istimewa. Ia bukan sekadar kumpulan hadis, tetapi juga karya ilmiah yang menunjukkan kecerdasan, ketelitian, dan kejujuran Imam Abdullah bin Abdurrahman Ad-Darimi, ulama besar asal Samarkand yang hidup pada abad ke-3 Hijriah. Kitab ini sering dianggap sebagai “permata ketujuh” di antara enam kitab hadis utama (Kutubus Sittah), karena kedalamannya dan keakuratan sanadnya.
Imam Ad-Darimi menulis kitab ini setelah puluhan tahun melakukan perjalanan ilmiah ke berbagai negeri Islam, mengumpulkan hadis dari ribuan perawi terpercaya. Hasilnya adalah karya besar yang tidak hanya memuat hadis sahih, tetapi juga pandangan kritis, komentar, dan pemahaman kontekstual yang memperkaya dunia ilmu hadis.
Kitab Sunan Ad-Darimi berisi sekitar 3.500 hadis, disusun secara sistematis berdasarkan bab-bab fikih, mulai dari iman, ilmu, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, hingga adab dan akhlak. Susunannya mirip dengan Sunan Abu Dawud dan At-Tirmidzi, tetapi memiliki beberapa keunikan yang membuatnya berbeda dan berharga.
Berikut ini beberapa keistimewaan utama kitab Sunan Ad-Darimi, bro 👇
1. Dibuka dengan bab keutamaan ilmu dan hadis
Berbeda dari kitab hadis lainnya yang langsung membahas fikih, Sunan Ad-Darimi dimulai dengan pembahasan tentang ilmu, adab belajar, dan pentingnya sanad. Ini menunjukkan pandangan Imam Ad-Darimi bahwa ilmu adalah fondasi dari segala amal.
2. Gabungan antara hadis dan pemikiran ilmiah
Imam Ad-Darimi tidak hanya meriwayatkan hadis, tapi juga memberikan komentar, penjelasan hukum, dan pendapat ulama sebelumnya. Gaya ini membuat kitabnya lebih hidup dan relevan, karena pembaca tidak hanya menerima teks, tapi juga pemahaman.
3. Keseimbangan antara hadis sahih, hasan, dan mauquf
Ia tidak membatasi diri hanya pada hadis sahih, tetapi juga menyertakan hadis hasan dan atsar sahabat yang bernilai hukum. Namun, ia selalu menjelaskan tingkat kekuatan sanadnya dengan jujur — menjadikan kitab ini sangat penting bagi para peneliti hadis.
4. Menjadi rujukan awal bagi penyusun Kutubus Sittah
Para ulama seperti Imam Al-Bukhari, Muslim, dan An-Nasa’i sangat menghormati Ad-Darimi. Bahkan sebagian hadis dalam Sunan Ad-Darimi kemudian juga tercantum dalam kitab mereka dengan sanad yang berbeda.
5. Menampilkan keilmuan dan akhlak perawi hadis
Imam Ad-Darimi kerap mencantumkan kisah para perawi hadis untuk menampilkan keteladanan moral dan kejujuran mereka. Hal ini menjadikan kitabnya bukan hanya referensi hukum, tapi juga sumber inspirasi akhlak.
Selain keistimewaan isinya, Sunan Ad-Darimi juga istimewa karena objektivitas dan ketulusannya. Imam Ad-Darimi tidak menulis untuk mencari nama besar, tetapi semata-mata untuk menjaga sunnah Nabi ﷺ agar tetap hidup dan terpelihara dari kesalahan.
Ulama setelahnya, seperti Ibnu Hajar Al-Asqalani, Adz-Dzahabi, dan As-Suyuthi, menilai bahwa Sunan Ad-Darimi memiliki kedudukan tinggi dalam keilmuan hadis. Bahkan di sebagian madrasah klasik, kitab ini dianggap sebagai “pengantar wajib” sebelum mempelajari Sunan Abu Dawud dan At-Tirmidzi.
Ketelitian Imam Ad-Darimi juga menjadi inspirasi bagi banyak ulama setelahnya, termasuk Imam Ibnu Hibban, Al-Baihaqi, dan Ibnu Katsir. Mereka semua mengambil manfaat dari metodologi ilmiah dan sistematika yang ia bangun.
Melalui Sunan Ad-Darimi, dunia Islam mengenal sosok ulama yang tidak hanya menghafal hadis, tapi juga menghidupkannya. Karya ini menjadi bukti bahwa sunnah tidak hanya dijaga dengan tinta, tapi juga dengan ketulusan dan integritas.
Dari Ad-Darimi, kita belajar bahwa ilmu yang murni lahir dari keikhlasan akan terus hidup lintas generasi.
						
									

























								
				
				
			