Kehidupan modern menuntut segala sesuatu serba cepat—karier, hasil, bahkan kebahagiaan. Akibatnya, banyak orang kehilangan kesabaran. Padahal, sabar justru menjadi kunci agar hidup tidak dikuasai stres dan ketakutan. Di era digital, sabar adalah kemampuan untuk menahan diri, mengelola emosi, dan tetap fokus pada proses, bukan sekadar hasil.
Menumbuhkan sabar di zaman sekarang bisa dimulai dengan membiasakan diri untuk berhenti sejenak sebelum bereaksi. Saat marah, diamlah dan tarik napas. Saat kecewa, istirahatlah sejenak sebelum mengambil keputusan. Selain itu, banyak berzikir dan merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, karena hati yang dekat dengan Allah akan lebih mudah bersabar.
Sabar juga tumbuh dari rasa syukur. Orang yang bersyukur lebih mudah menerima keadaan tanpa banyak mengeluh. Ia tahu setiap peristiwa adalah bagian dari rencana besar Allah yang penuh kasih. Maka, di tengah dunia yang terburu-buru ini, sabar bukan hanya pilihan bijak, tapi juga bentuk ibadah yang menjaga kedamaian jiwa.
