Monitorday.com – Kisah pertemuan Raja Muqawqis dengan utusan Nabi, Hatib bin Abi Balta’ah, menjadi salah satu momen penting dalam sejarah diplomasi Islam. Hatib menyampaikan surat Rasulullah dengan penuh hormat, mengajak Muqawqis untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Muqawqis mendengarkan dengan saksama. Ia bahkan bertanya tentang risalah Nabi Muhammad dan menyatakan bahwa ia menemukan kesamaan ajaran ini dengan kabar yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya. Namun, ia merasa terikat dengan kedudukannya di bawah kekuasaan Romawi, sehingga enggan menyatakan keislaman.
Meski tidak masuk Islam, Muqawqis menunjukkan etika diplomasi yang tinggi. Ia tidak menghina surat Nabi, bahkan menjawab dengan santun. Sikap ini berbeda dengan raja-raja lain yang menolak dengan kasar.
Kisah ini mengajarkan bahwa diplomasi Rasulullah berhasil membuka pintu interaksi dengan bangsa-bangsa besar. Respon Raja Muqawqis memperlihatkan adanya penghormatan, walau tidak diikuti dengan keimanan.


























