Kisah tentang syukur banyak ditemukan dalam kehidupan para nabi dan orang saleh. Salah satu yang paling menggetarkan adalah kisah Nabi Ayyub AS. Meski kehilangan harta, keluarga, dan kesehatannya, beliau tetap bersyukur kepada Allah dan tidak pernah mengeluh. Doanya penuh kelembutan, bukan keluh kesah. Ketika Allah akhirnya menyembuhkannya, beliau berkata, “Aku telah diberi nikmat dua kali: saat diuji dan saat disembuhkan.”
Contoh lain datang dari Nabi Muhammad ﷺ. Ketika istrinya Aisyah bertanya mengapa beliau terus salat malam padahal sudah diampuni dosanya, beliau menjawab, “Tidakkah pantas aku menjadi hamba yang bersyukur?” (HR. Bukhari). Jawaban itu menunjukkan bahwa syukur bukan hanya karena mendapat nikmat besar, tapi juga karena bisa beribadah dan dekat dengan Allah.
Kisah-kisah ini mengajarkan bahwa syukur bukanlah reaksi terhadap hasil, melainkan sikap hati yang konstan. Orang yang bersyukur tetap tersenyum di tengah cobaan, karena ia tahu di balik ujian ada kasih Allah yang sedang bekerja dalam hidupnya.
