Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Keteladanan Salman Al Farisi: Dari Budak Hingga Sahabat Nabi yang Mulia

Kisah hidup Salman Al Farisi adalah kisah luar biasa tentang perjuangan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam mencari kebenaran. Ia memulai perjalanannya sebagai anak bangsawan di Persia, kemudian menjadi seorang budak, hingga akhirnya mencapai derajat mulia sebagai sahabat Nabi Muhammad ﷺ.

Setelah melalui perjalanan panjang mencari agama yang benar, Salman akhirnya sampai di Madinah. Namun sebelum bisa bertemu Rasulullah ﷺ, ia sempat menjadi budak milik seorang Yahudi. Kondisi itu tidak membuatnya menyerah. Ia tetap menjalani hidup dengan penuh kesabaran sambil menanti kesempatan untuk bertemu Nabi yang dijanjikan.

Ketika akhirnya Salman bertemu dengan Rasulullah ﷺ dan mengenal Islam, hatinya dipenuhi kebahagiaan. Ia yakin bahwa inilah agama yang selama ini ia cari. Namun, ia belum bisa leluasa mengikuti dakwah karena statusnya sebagai budak. Melihat hal itu, Rasulullah ﷺ memerintahkan para sahabat untuk membantu membebaskannya.

Untuk menebus dirinya, Salman harus menanam sejumlah pohon kurma dan membayar sejumlah emas kepada tuannya. Para sahabat pun bergotong royong menanam kurma dan membantu biaya tebusannya. Dengan kebersamaan itu, Salman akhirnya merdeka dan menjadi manusia bebas yang sepenuhnya bisa berjuang di jalan Allah.

Sejak saat itu, Salman dikenal sebagai sosok yang sangat zuhud dan rendah hati. Ia tidak pernah terpengaruh oleh gemerlap dunia. Ketika diangkat menjadi gubernur di masa Khalifah Umar bin Khattab, ia tetap hidup sederhana dan menolak segala bentuk kemewahan. Gajinya ia sedekahkan, sementara ia sendiri hidup dari hasil kerja tangannya membuat keranjang.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda tentang dirinya: “Salman adalah bagian dari keluargaku (Ahlul Bait).” Pujian ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan Salman di sisi Nabi karena ketakwaan dan kesetiaannya.

Kehidupan Salman Al Farisi adalah bukti bahwa kemuliaan seseorang tidak diukur dari asal-usul, kekayaan, atau kedudukan, melainkan dari iman dan amalnya. Dari seorang budak, ia naik derajat menjadi sahabat Nabi yang dihormati, membuktikan bahwa Islam menghapus segala sekat sosial dan ras.

Dari kisah Salman, kita belajar pentingnya kesabaran, kerja keras, dan keikhlasan dalam berjuang. Ia adalah teladan bagi siapa pun yang ingin hidup mulia dengan cara yang diridhai Allah.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Pentingnya Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-Hari Dalam ajaran Islam, Rukun Iman merupakan dasar keyakinan yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap umat Muslim. Rukun...