Kehidupan modern dipenuhi dengan godaan materialisme dan konsumerisme. Iklan di media sosial mendorong kita untuk terus membeli, memiliki, dan membandingkan diri dengan orang lain. Dalam situasi seperti ini, menumbuhkan sikap zuhud menjadi tantangan besar. Namun, justru di tengah kelimpahan materi, zuhud menjadi kebutuhan spiritual yang menenangkan jiwa.
Langkah pertama untuk menumbuhkan zuhud adalah menata niat—segala aktivitas dunia harus diarahkan untuk mencari ridha Allah, bukan pujian manusia. Kedua, latih diri untuk qana‘ah atau merasa cukup dengan apa yang ada. Ketiga, kurangi ketergantungan pada barang dan gaya hidup mewah, karena kemewahan sering kali menimbulkan kegelisahan baru.
Solusinya bukan menolak kemajuan, tetapi menggunakannya dengan bijak. Gunakan teknologi untuk kebaikan, kelola keuangan dengan sederhana, dan berbagi dengan sesama. Dengan cara ini, seseorang dapat hidup produktif tanpa kehilangan ketenangan batin. Zuhud di era modern bukan berarti meninggalkan dunia, melainkan menempatkan dunia di tangan, bukan di hati.


























