Syajaratud Dur memiliki peran besar dalam Perang Salib Ketujuh. Ketika Raja Louis IX dari Prancis menyerang Mesir, situasi sangat genting karena Sultan Shalih Ayyub wafat di tengah pertempuran. Seandainya kabar kematian sultan tersebar, semangat pasukan bisa runtuh.
Dengan kecerdikan, Syajaratud Dur mengambil alih kendali. Ia mengatur strategi perang dan berkomunikasi dengan para jenderal Mamluk. Keputusan-keputusan penting tetap dijalankan atas nama Sultan Shalih, meski beliau sudah meninggal. Langkah ini menyelamatkan Mesir dari kekalahan fatal.
Puncaknya, pasukan Muslim berhasil mengalahkan tentara Salib di Mansurah dan menawan Raja Louis IX. Kemenangan ini tidak hanya menyelamatkan Mesir, tetapi juga mengangkat nama Syajaratud Dur sebagai pemimpin yang cerdas dan berani.
Peran Syajaratud Dur tidak berhenti di situ. Setelah wafatnya Dinasti Ayyubiyah di Mesir, ia menjadi kunci berdirinya Dinasti Mamluk. Dengan menikahi Izzuddin Aybak, seorang panglima Mamluk, ia membuka jalan bagi Mamluk untuk menguasai Mesir. Dinasti Mamluk kemudian bertahan lebih dari dua abad, melawan Mongol dan tentara Salib dengan sukses.
Peran besar Syajaratud Dur dalam perang dan politik menjadikannya tokoh penting dalam sejarah Islam. Ia bukan hanya penguasa sementara, tetapi juga fondasi bagi lahirnya dinasti baru yang berpengaruh besar dalam peradaban Islam.
