Monitorday.com – Adil dalam Islam bukan sekadar nilai sosial, melainkan bagian dari iman. Seorang Muslim yang beriman sejati dituntut untuk menegakkan keadilan dalam segala aspek kehidupannya. Al-Qur’an dan hadis menjadikan adil sebagai salah satu tolok ukur kualitas keimanan seseorang.
Al-Qur’an dalam QS. An-Nisa ayat 135 menegaskan: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kerabatmu.” Ayat ini menekankan bahwa keadilan harus ditegakkan meskipun merugikan diri sendiri atau orang terdekat.
Hadis Rasulullah juga menegaskan keutamaan adil. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa ada tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah di hari kiamat, salah satunya adalah pemimpin yang adil. Hal ini menunjukkan betapa tinggi kedudukan keadilan di sisi Allah.
Adil juga menjadi ukuran integritas seorang Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang beriman sejati tidak akan berbuat curang, tidak akan menzalimi, dan selalu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sebaliknya, ketidakadilan adalah tanda lemahnya iman dan cenderung menjerumuskan pada dosa.
Di era modern, adil juga menjadi tantangan. Banyak orang lebih memilih keuntungan pribadi daripada berlaku adil. Padahal, seorang Muslim seharusnya menjadikan iman sebagai kompas, sehingga setiap keputusan, baik dalam bisnis, politik, maupun hubungan sosial, selalu diwarnai keadilan.
Dengan demikian, adil bukan hanya norma hukum, tetapi juga manifestasi iman. Siapa yang ingin menjadi Muslim sejati, ia harus menegakkan keadilan dalam semua aspek kehidupannya
