Monitorday.com – Kepemimpinan dalam Islam tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga amanah yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab. Salah satu syarat utama seorang pemimpin adalah bersikap adil. Tanpa keadilan, kepemimpinan hanya akan melahirkan penindasan dan penderitaan.
Sejarah Islam mencatat bahwa para Khulafaur Rasyidin menegakkan keadilan sebagai prinsip utama pemerintahan. Umar bin Khattab, misalnya, terkenal dengan gelar Al-Faruq karena mampu membedakan antara yang benar dan salah. Ia tidak segan menegur pejabat yang zalim, bahkan hidup sederhana agar rakyat percaya pada kepemimpinannya.
Keadilan seorang pemimpin membawa dampak luas. Hukum bisa berjalan dengan benar, kesejahteraan rakyat meningkat, dan persatuan terjaga. Sebaliknya, ketidakadilan akan melahirkan konflik, kesenjangan, serta hilangnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah.
Dalam konteks modern, prinsip adil harus diwujudkan dalam kebijakan publik yang tidak diskriminatif. Seorang pemimpin harus memastikan akses pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja tersedia bagi semua, tanpa membedakan kaya atau miskin.
Islam juga menekankan bahwa pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah. Hadis Nabi menyebutkan: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Pesan ini mempertegas betapa beratnya amanah kepemimpinan.
Dengan menegakkan keadilan, seorang pemimpin bukan hanya membangun kesejahteraan dunia, tetapi juga mengharap keridhaan Allah di akhirat.
