Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Adab dan Etika Pergaulan dalam Islam: Menghindari Ikhtilath yang Merusak

Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga dengan sesama manusia—termasuk dalam hal pergaulan antara laki-laki dan perempuan. Dalam pergaulan ini, Islam menetapkan adab dan etika yang tegas agar tidak terjadi pelanggaran yang berujung pada maksiat. Salah satu prinsip penting yang dijaga adalah menghindari ikhtilath atau percampuran bebas.

Pergaulan dalam Islam dibangun atas dasar kehormatan, kesopanan, dan rasa tanggung jawab. Islam sangat menjunjung tinggi martabat perempuan dan menjaga kehormatan laki-laki. Maka, aturan-aturan yang tampak ketat dalam pergaulan bukanlah bentuk pengekangan, melainkan penjagaan terhadap fitrah dan kemuliaan manusia.

Etika dasar yang pertama adalah menundukkan pandangan. Dalam QS. An-Nur ayat 30-31, Allah memerintahkan kaum mukmin untuk menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan. Ini adalah langkah awal agar interaksi tidak berubah menjadi ajang syahwat atau godaan yang mengarah pada zina hati.

Kedua, berbicara dengan adab dan secukupnya. Al-Qur’an memperingatkan perempuan agar tidak melembutkan suara ketika berbicara dengan laki-laki asing, agar tidak menimbulkan harapan di hati orang yang memiliki penyakit dalam hatinya (QS. Al-Ahzab: 32). Ini menunjukkan bahwa pembicaraan pun harus dijaga.

Ketiga, menghindari khalwat, yaitu berdua-duaan tanpa mahram. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang laki-laki berdua-duaan dengan seorang perempuan kecuali yang ketiganya adalah setan.” (HR. Tirmidzi). Oleh karena itu, sistem pertemuan atau kerja yang melibatkan dua orang berbeda jenis harus diatur agar tidak terjebak dalam suasana yang membuka celah maksiat.

Keempat, menjaga jarak fisik dan tidak bersentuhan. Dalam Islam, bersentuhan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tanpa kebutuhan darurat adalah hal yang dilarang. Bahkan, Rasulullah SAW menyatakan bahwa lebih baik kepala ditusuk dengan jarum besi daripada menyentuh perempuan yang bukan mahram (HR. Thabrani).

Semua adab dan etika ini bukan untuk mempersulit kehidupan, melainkan untuk menjaga kejernihan hati dan kemurnian niat dalam bergaul. Islam tidak menutup peluang interaksi, selama dalam kerangka profesional dan syar’i. Dalam pendidikan, kerja, maupun kegiatan sosial, laki-laki dan perempuan bisa bekerja sama, asalkan tetap menjaga batas.

Menghindari ikhtilath adalah bagian dari memuliakan diri sendiri dan orang lain. Ketika etika ini diabaikan, pergaulan menjadi liar, nilai malu luntur, dan dosa pun menjadi ringan di mata. Sebaliknya, dengan menjaga adab, pergaulan menjadi berkah dan membawa kebaikan bagi semua.

Robby Karman
Written By

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Sirah

RUANGSUJUD.COM – Abu Bakar wafat pada malam Senin. Ada juga yang mengatakan setelah maghrib (malam Selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga tepatnya pada 22...