Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan bahwa Jalur Gaza adalah milik Palestina, seperti halnya Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Erdogan menyatakan bahwa Gaza adalah bagian dari Palestina, dan saudara-saudara di Gaza akan terus hidup di tanah mereka.
Rakyat Palestina telah menunjukkan kegigihan dalam melawan penjajahan dan penindasan meski menghadapi kesulitan yang luar biasa.
Gaza telah menyaksikan pembantaian paling brutal dalam satu abad terakhir, namun juga perlawanan yang menjadi kebanggaan umat manusia.
Erdogan mengecam kekejaman yang dilakukan oleh Israel di Gaza, menekankan bahwa kekerasan tidak akan membawa hasil apapun.
Tidak ada yang dapat dicapai di Gaza dengan tindakan keji yang mengorbankan banyak jiwa dan menghentikan bantuan vital.
Pembantaian, kelaparan, dan kekurangan obat-obatan hanya memperburuk keadaan, dan ini tidak dapat diterima.
Erdogan menyatakan bahwa tidak ada tempat untuk kekerasan yang lebih banyak, terutama terhadap anak-anak dan warga sipil Gaza.
Menurutnya, upaya kekerasan hanya akan menghasilkan penderitaan lebih banyak, bukannya perdamaian.
Erdogan mengingatkan bahwa perdamaian dan koeksistensi antar semua pihak di wilayah ini harus dijaga.
Untuk mencapai perdamaian, harus ada pengakuan terhadap hak-hak rakyat Palestina dan penghentian kekejaman.
Sebagai negara yang mendukung Palestina, Turki berkomitmen untuk terus bekerja demi stabilitas di kawasan ini.
Erdogan menegaskan bahwa upaya menuju perdamaian dan keamanan akan tetap menjadi prioritas utama Turki.
Selain itu, ia menyatakan keyakinannya bahwa masa depan akan lebih baik dengan adanya perdamaian yang berkelanjutan.
Turki berupaya agar rakyat Palestina dapat menikmati hak-hak mereka tanpa penindasan atau kekerasan.
Pada akhirnya, Erdogan berharap situasi di Gaza dapat segera membaik, dan perdamaian tercapai untuk semua pihak.
