Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Istighfar: Kunci Keberuntungan dan Keberkahan Hidup Muslim

Istighfar adalah fondasi krusial bagi Muslim, menghapus dosa, meningkatkan spiritualitas, mendatangkan berkah duniawi, dan menjamin keberuntungan akhirat.

Monitorday.com – Praktik istighfar, atau memohon ampunan kepada Allah SWT, menjadi fondasi krusial bagi kehidupan seorang Muslim. Catatan amal yang dipenuhi dengan istighfar dinilai sebagai indikator keberuntungan besar di hari perhitungan, sebuah janji yang disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW.

Kebutuhan akan istighfar tidak terbatas pada penghapusan dosa semata, melainkan juga sebagai sarana peningkatan spiritual dan sumber keberkahan dalam kehidupan duniawi. Ia berfungsi sebagai karunia ilahi untuk menutupi kelemahan manusia yang rentan berbuat salah dan seringkali melupakannya.

Dari Abdullah bin Bisr RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Beruntunglah orang yang menjumpai catatan amalannya istighfar yang banyak.’ (Riwayat Ibnu Majah, an-Nasa’i, dan ath-Thabrani).

Selain menyelamatkan dari hukuman di akhirat, istighfar juga diyakini mengundang berbagai nikmat di dunia. Al-Qur’an bahkan menggambarkan bagaimana istighfar dapat mendatangkan hujan yang lebat, melimpahkan harta dan anak-anak, serta menciptakan kebun-kebun dan sungai-sungai sebagai bentuk karunia. Hal ini sekaligus menyiasati kecenderungan manusia yang mudah berbuat dosa dan lupa akan kesalahan-kesalahannya, bahkan istighfar diperintahkan setelah berbuat kebaikan, sebagai penutup celah dan kekurangan dalam ibadah.

Ulama terkemuka, Ibnu Taimiyah, menegaskan urgensi istighfar sebagai kebutuhan mendesak bagi setiap hamba. ‘Maka seorang hamba butuh kepada istighfar siang dan malam bahkan sangat mendesak (mudhtharr) baginya untuk selalu istighfar pada setiap ucapan dan keadaan, dalam keadaan sendiri atau di depan orang. Sebab dalam istighfar terdapat maslahat dan menghadirkan kebaikan dan mencegah keburukan. Melalui istighfar, seseorang meminta tambahan kekuatan dalam amalan hati, fisik, dan meminta tambahan keyakinan dan keimanan,’ ujarnya. (Majmu’ul-Fatawa, 11/696).

Melalui istighfar, seorang hamba dapat bertransisi dari perbuatan yang dibenci menuju yang disukai, dari amalan yang kurang sempurna menjadi sempurna, dan diangkat dari posisi rendah ke tingkatan yang lebih tinggi. Praktik ini secara konsisten dicontohkan oleh para ulama salafus-shalih, yang meski memiliki catatan amal luar biasa, tetap tekun memohon ampunan, menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam setiap ibadah mereka.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...