RuangSujud.com – Dalam setiap langkah perjuangan menegakkan keadilan dan martabat sesama, tersimpan harapan akan ridha Ilahi. Kisah inspiratif datang dari seorang muslimah berdedikasi, Ibu Alimatul Qibtiyah, yang kepakarannya dalam memberdayakan perempuan dan kelompok rentan telah diakui dunia. Penghargaan bergengsi Australian Alumni Awards 2025 menjadi penanda atas jerih payahnya, mengingatkan kita bahwa setiap upaya untuk kemaslahatan umat adalah ibadah yang mulia.
Beliau, yang kini mengemban amanah sebagai anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, adalah seorang cendekiawan yang tak asing lagi dengan medan pengabdian. Sebagai Profesor Studi Gender di UIN Sunan Kalijaga dan pernah menjabat Komisioner Komnas Perempuan periode 2020-2024, Ibu Alimatul telah mengukir jejak panjang dalam memperjuangkan hak-hak dasar dan kesetaraan yang selaras dengan prinsip-prinsip keadilan dalam Islam. Kiprahnya adalah cerminan nyata dari nilai-nilai keislaman yang menekankan pentingnya melindungi yang lemah dan menegakkan kebenaran.
Penghargaan “Promoting Women’s Empowerment and Social Inclusion Award” yang diserahkan oleh Kedutaan Besar Australia untuk Indonesia ini bukanlah sekadar apresiasi biasa. Ia adalah pengakuan atas dedikasi tanpa henti para alumni Australia yang telah memberikan kontribusi signifikan bagi pemberdayaan kaum perempuan dan dukungan terhadap kelompok rentan. Dalam bingkai Islam, pekerjaan ini sejalan dengan ajaran Rasulullah SAW yang senantiasa menyerukan kasih sayang, perlindungan, dan pengangkatan derajat bagi mereka yang terpinggirkan dalam masyarakat.
Dengan penuh kerendahan hati, Ibu Alimatul dalam sambutannya menegaskan bahwa penghargaan ini bukanlah miliknya pribadi, melainkan milik ribuan jiwa yang terus berjuang melawan ketidakadilan dan marginalisasi. “Penghargaan ini bukan semata-mata untuk diri saya sendiri, tetapi untuk ribuan orang yang mengalami ketidakadilan,” ujarnya, seraya menyampaikan rasa terima kasih kepada Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah menjadi wadah baginya untuk berkarya dan menyuarakan kebenaran. Ini menunjukkan spirit kebersamaan dan perjuangan kolektif yang sangat dianjurkan dalam ajaran agama kita.
Pengalaman studinya di Western Sydney University, Australia, turut membentuk perspektifnya yang kaya tentang kolaborasi masyarakat dan diplomasi yang berlandaskan keadilan. Beliau meyakini bahwa sistem sosial yang inklusif hanya dapat terwujud ketika masyarakat berani membuka hati dan mengesampingkan ego. Sebuah pelajaran berharga yang mengingatkan kita pada pentingnya ukhuwah islamiyah, saling menghargai, dan bekerja sama demi tercapainya kemaslahatan bersama, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW.
Semoga capaian Ibu Alimatul Qibtiyah ini menjadi inspirasi bagi kita semua, khususnya kaum muslimin dan muslimat, untuk tidak pernah lelah berjuang demi keadilan dan kesejahteraan sesama. Keberadaannya adalah bukti nyata bahwa seorang muslimah dapat berperan aktif dalam membawa perubahan positif bagi bangsa dan dunia, mengamalkan ilmu yang bermanfaat, dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Mari kita terus bergerak, meneladani semangat beliau, dalam setiap amal kebaikan yang kita lakukan.

























