Monitorday.com – Salah satu ikon terbesar Kota Aleksandria adalah Perpustakaan Aleksandria. Dibangun pada abad ke-3 SM oleh Ptolemaios II, perpustakaan ini menjadi pusat ilmu pengetahuan terbesar di dunia kuno. Konon, koleksinya mencapai lebih dari 400.000 hingga 700.000 gulungan manuskrip dari berbagai peradaban.
Perpustakaan Aleksandria tidak hanya menyimpan ilmu, tetapi juga menjadi pusat riset. Para ilmuwan dari Yunani, Mesir, India, hingga Mesopotamia berkumpul di sini. Tokoh-tokoh besar seperti Euclid (bapak geometri), Archimedes, dan Eratosthenes pernah berkarya di Aleksandria. Bahkan, Eratosthenes berhasil menghitung keliling bumi dengan perhitungan yang hampir akurat.
Sayangnya, kejayaan perpustakaan ini tidak bertahan selamanya. Perpustakaan Aleksandria mengalami kehancuran dalam beberapa tahap. Ada yang menyebut hancur karena serangan Julius Caesar, ada pula yang menyebut rusak akibat konflik agama dan politik pada abad berikutnya. Meski penyebab pastinya masih diperdebatkan, hilangnya perpustakaan ini dianggap sebagai tragedi terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Meski demikian, semangat Perpustakaan Aleksandria tidak pernah mati. Pada era modern, Mesir membangun kembali Bibliotheca Alexandrina pada tahun 2002. Perpustakaan modern ini menjadi simbol kebangkitan kembali semangat ilmu pengetahuan dan menjadi pusat riset serta budaya di kawasan Mediterania.
Perpustakaan Aleksandria, baik yang kuno maupun modern, tetap menjadi simbol abadi tentang pentingnya ilmu pengetahuan bagi peradaban manusia.
