Monitorday.com – Selain dikenal sebagai pusat politik, Kufah juga terkenal sebagai kota ulama. Banyak tradisi keilmuan lahir dan berkembang di kota ini, menjadikannya salah satu mercusuar ilmu Islam di dunia.
Di bidang tafsir dan hadis, Abdullah bin Mas‘ud adalah tokoh penting yang menetap di Kufah. Beliau mengajarkan Al-Qur’an kepada murid-muridnya dengan metode langsung dari Rasulullah ﷺ. Dari beliau lahir ulama besar seperti Alqamah bin Qais, Ibrahim an-Nakha‘i, hingga Hammad bin Abi Sulaiman.
Dari Hammad inilah lahir seorang tokoh besar, yaitu Imam Abu Hanifah, pendiri Mazhab Hanafi. Mazhab ini menjadi salah satu mazhab fiqh terbesar dalam Islam dan hingga kini dianut oleh mayoritas Muslim di Asia Tengah, Turki, India, dan sebagian Timur Tengah. Dengan demikian, Kufah bisa disebut sebagai tempat lahirnya tradisi hukum Islam yang berpengaruh luas.
Kufah juga menjadi pusat ilmu bahasa Arab. Abu al-Aswad ad-Du’ali, seorang murid Ali bin Abi Thalib, menyusun dasar ilmu nahwu di kota ini. Perkembangan ilmu bahasa kemudian dilanjutkan oleh generasi setelahnya, menjadikan Kufah dan Bashrah sebagai dua pusat utama linguistik Arab klasik.
Selain fiqh dan bahasa, Kufah juga melahirkan banyak ahli hadis. Meski sering dikritik karena banyaknya riwayat lemah, para ulama Kufah tetap memberikan kontribusi besar dalam pengumpulan hadis yang kemudian dihimpun dalam kitab-kitab sahih.
Dengan warisan ulama besar yang lahir di sana, Kufah pantas disebut sebagai kota ilmu. Tradisi keilmuan yang berkembang di Kufah memberikan pengaruh mendalam bagi perkembangan peradaban Islam secara global.
