Mengingat kematian atau dzikrul maut sering dianggap sebagai hal yang suram, padahal justru sebaliknya: dzikrul maut membawa banyak manfaat yang nyata dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim. Dalam Islam, kematian bukanlah akhir, melainkan awal dari kehidupan yang sesungguhnya, sehingga mengingatnya menjadi motivasi untuk hidup lebih baik.
Salah satu manfaat utama dari dzikrul maut adalah menjaga seseorang dari berbuat maksiat. Ketika seseorang sadar bahwa ajal bisa datang kapan saja, ia akan lebih berhati-hati dalam setiap tindakan, ucapan, dan pilihan hidupnya. Ini menjadikan dzikrul maut sebagai penjaga moral dan etika.
Dzikrul maut juga menumbuhkan semangat untuk beramal. Banyak orang yang mulai rutin bersedekah, memperbanyak ibadah, bahkan memperbaiki hubungan dengan sesama setelah merenungkan tentang kematian. Mereka sadar bahwa amal baik akan menjadi bekal satu-satunya di alam kubur.
Selain itu, mengingat kematian bisa mengurangi stres dan keserakahan. Dunia ini seringkali membuat manusia terjebak dalam ambisi tanpa akhir. Namun, ketika seseorang menyadari bahwa semua kenikmatan duniawi akan ditinggalkan, ia akan hidup lebih sederhana dan bersyukur.
Dzikrul maut juga menjadikan hati lebih tenang. Orang yang sering merenungi kematian akan lebih siap menghadapi kehilangan, musibah, dan perubahan hidup. Ia tidak mudah hancur ketika ditimpa ujian, karena ia tahu bahwa kehidupan ini fana dan semua yang terjadi adalah bagian dari rencana Allah.
Dengan semua manfaat itu, dzikrul maut bukan hanya soal kematian, melainkan tentang bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh kesadaran, makna, dan tanggung jawab.
