Monitorday.com – Turki menegaskan tidak akan membiarkan Suriah kembali terjerumus ke dalam kekacauan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan.
Fidan menyampaikannya saat membuka konferensi bertajuk “Suriah Setelah Satu Tahun: Pemulihan dan Rekonstruksi.”
Konferensi tersebut digelar pada pekan lalu dan membahas masa depan Suriah pascakonflik.
Dalam pidatonya, Fidan menolak upaya pemecahan Suriah dengan dalih pembentukan sistem federal.
Ia menegaskan bahwa persatuan tidak boleh dicapai dengan cara menindas rakyat Suriah.
Fidan kembali menekankan bahwa Turki tidak dapat mentolerir kembalinya kekacauan di Suriah.
Menurutnya, instabilitas di Suriah dan Irak selama tiga dekade terakhir telah menimbulkan biaya yang sangat besar bagi Turki.
Ia menilai kekacauan regional membawa dampak langsung terhadap keamanan nasional Turki.
Dalam kesempatan itu, Fidan juga mengkritik sikap Israel di kawasan.
Ia menyatakan bahwa Israel tidak seharusnya menggantungkan keamanannya pada ketidakstabilan negara lain.
Fidan menilai Israel memandang Suriah sebagai wilayah potensial untuk ekspansi.
Selain itu, ia mengingatkan hubungan historis panjang antara Turki dan Suriah.
Kedua wilayah tersebut pernah hidup berdampingan selama berabad-abad di bawah Kekaisaran Seljuk dan Utsmaniyah.
Menurut Fidan, ikatan sejarah itu mulai mengalami ketegangan sejak munculnya negara-bangsa modern.
Pernyataan Turki tersebut menegaskan komitmennya terhadap stabilitas dan keutuhan Suriah di masa depan.


























