Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Takwa Sejati: Ali Imran 102 Landasan Hidup Muslim

QS Ali Imran 102 menyeru takwa sejati dan wafat sebagai Muslim. Ini ketaatan total pada Allah, dijelaskan mufasir (termasuk kaitan At-Thagabun 16). Implementasi: ibadah, sosial, persiapan akhirat.

Monitorday.com – Al-Quran Surat Ali Imran ayat 102 menyeru umat Islam untuk bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan memastikan diri meninggal dunia dalam keadaan muslim. Ayat ini mengandung perintah mendalam untuk mencapai kualitas takwa yang totalitas serta menjaga keimanan hingga akhir hayat, menunjukkan keikhlasan dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Para mufasir menjelaskan bahwa takwa bukanlah sekadar rasa takut, melainkan sebuah hubungan mendalam dengan Allah yang dilandasi rasa hormat, ketaatan, dan cinta yang tulus. Ayat ini menekankan pentingnya konsistensi dalam beribadah dan penghambaan sepanjang hidup, mengingatkan bahwa kehidupan dunia adalah fatamorgana yang mengharuskan setiap muslim untuk selalu menjaga keimanan dan kepercayaan.

Dalam kitab tafsir Fathul Qadir, Asy-Syaukani (2007:460) mengartikan اتقوالله حق تقته (bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa kepada-Nya) sebagai ketakwaan yang semestinya, di mana seorang hamba tidak meninggalkan kewajiban dan tidak melakukan larangan, serta mengerahkan seluruh kemampuannya. Senada, Abdullah bin Mas’ud memahami haqqa tuqatihi sebagai ketaatan penuh tanpa mendurhakai, mengingat-Nya tanpa lupa, dan mensyukuri nikmat-Nya tanpa mengingkari.

Al-Qurtubi mencatat bahwa ketika ayat ini turun, para sahabat merasa keberatan, sehingga kemudian turunlah QS. At-Thagabun ayat 16. “Al- Qurtubi menyatakan, ”Para muffasir menyebutkan, ketika ayat ini turun, para sahabat berkata, ”Wahai Rasululllah, siapa yang mampu melakukan ini?” para sahabat merasa keberatan dalam hal ini, lalu Allah menurunkan QS: At-Thagabun:16, sehingga ayat 102 Ali imran dihapus oleh QS: at-Thagabun.” Namun, pandangan Ar-Rabi, Ibnu Zaid, dan Muqatil menyatakan bahwa QS. Ali Imran tidak dihapus, melainkan dijelaskan oleh firman Allah SWT pada QS. At-Thagabun ayat 16 فاتقالله ما استطعتم (Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupan mu), sehingga kedua ayat ini saling melengkapi.

Adapun frasa ولاتموتن الا وانتم مسلمون (Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim) pada Tafsir Jami’ul Bayan (Abu Ja’far Muhammad bin Jarir, 2009) bermakna, “Wahai orang-orang beriman kepada Allah dan rasulnya bertakwalah kalian kepada Allah swt, (takutlah kepadanya sehingga kamu merasa selalu diawasi oleh Allah swt). Sehingga kamu menaatinya dan menjauhi segala larangannya dengan rasa takut yang sebenar-benarnya, Allah lah yang kamu syukuri sehingga kamu tidak mengkufurinya, dialah Allah yang kamu ingat sehingga tidak sedikit pun kamu melupakannya. Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul janganlah kamu mati kecuali dalam beragama islam, yakni tunduk dan patuh dalam ketaatan kepadanya juga ikhlas dalam beribadah hanya kepadanya.” Konteks historis ayat ini juga terkait dengan seruan persatuan kaum Aus dan Khazraj setelah masa permusuhan jahiliah, menegaskan bahwa keimanan, ketakwaan, dan persatuan adalah pilar tegaknya muslim.

Implementasi konsep takwa dalam kehidupan modern tidak hanya mencakup kepatuhan ritual, tetapi juga sikap hidup yang menyeluruh, termasuk aspek sosial seperti empati, keadilan, dan kontribusi positif bagi masyarakat. Takwa dalam konteks ayat ini bersifat global, bukan hanya individual, tetapi juga bagaimana dampaknya memberi manfaat bagi lingkungan sekitar. Kesadaran akan kematian juga menjadi motivasi untuk menjalani hidup dengan bijak, menyeimbangkan urusan duniawi dan ukhrawi, serta berkomitmen untuk memperbaiki diri hingga akhir hayat.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...