Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Ketabahan Ummu Sulaim Sampaikan Kabar Duka Anak

Ummu Sulaim menunda kabar duka kematian anaknya dari Abu Thalhah. Dengan bijak, ia menyampaikannya setelah suami tenang, menggunakan analogi pinjaman. Ketabahan dan strateginya diberkahi.

Monitorday.com – **Ketabahan Ummu Sulaim: Kisah Luar Biasa Saat Sampaikan Kabar Duka Kematian Anak**

Kisah luar biasa tentang ketabahan dan kebijaksanaan Ummu Sulaim dalam menghadapi kematian putranya, anak dari Abu Thalhah, menjadi sorotan. Dalam situasi duka mendalam, Ummu Sulaim memilih untuk tidak segera menyampaikan berita meninggalnya sang anak kepada suaminya, Abu Thalhah, sesaat setelah kejadian. Ia bahkan berpesan kepada para penjenguk untuk merahasiakan kabar tersebut hingga ia sendiri yang memberitahukannya.

Strategi tak biasa ini diambil Ummu Sulaim dengan merapikan jenazah putranya. Malam harinya, ketika Abu Thalhah pulang dan menanyakan keadaan anaknya, Ummu Sulaim menjawab dengan tenang. Ia kemudian menyuguhkan makan malam, mematut diri agar tampak lebih menarik, dan melayani suaminya seperti biasa, memastikan Abu Thalhah merasa puas dan jiwanya tenang sebelum ia mengungkapkan kebenaran yang menyedihkan.

Ketika Abu Thalhah menanyakan keadaan anaknya, Ummu Sulaim menjawab,

“Ia tenang seperti sedia kala.”

Setelah sang suami merasa tenang dan puas, Ummu Sulaim membuka percakapan dengan pertanyaan retoris tentang barang pinjaman. Ia bertanya, “Wahai Abu Thalhah, bila ada keluarga yang meminjam sesuatu kepada keluarga yang lain, lalu mereka meminta kembali barang pinjaman itu, tetapi keluarga itu menolak mengembalikan pinjaman itu, bagaimana menurut pendapatmu?” Abu Thalhah segera menanggapi,

“Sungguh, sekali-kali mereka tidak berhak untuk menolaknya karena barang pinjaman harus dikembalikan kepada pemiliknya.”

Mendengar jawaban itu, Ummu Sulaim tersenyum, kemudian berkata lagi,

“Sesungguhnya anakmu adalah barang pinjaman dari Allah, dan Allah telah mengambilnya.”

Advertisement. Scroll to continue reading.

Seketika Abu Thalhah mengucapkan kalimat istirja’, Inna lillahi wa inna ilaihi raaji’un. Esok harinya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membenarkan sikap Ummu Sulaim dan bersabda,

“Semoga Allah memberkahi malam kamu berdua.”

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...