Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Kisah Hidayah: Mantan Misionaris Jadi Da’i

Mukhlis, mantan misionaris Yeswa, menemukan Islam. Diusir keluarga, ia hijrah, menjadi da’i sukses membimbing puluhan masuk Islam.

RuangSujud.com – Dalam setiap perjalanan hidup, manusia selalu mencari makna dan kebenaran hakiki. Tak jarang, pencarian ini membawa seseorang pada sebuah persimpangan takdir yang mengubah arah hidupnya secara fundamental. Kisah saudara kita Mukhlis, yang dahulunya dikenal sebagai Yeswa, adalah sebuah testimoni nyata akan kuasa hidayah Allah SWT yang tak terbatas, mengantarkannya dari puncak sebuah keyakinan menuju terang benderang Islam, bahkan menjadikannya mercusuar dakwah bagi sesama.

Lahir dan tumbuh besar dalam keluarga yang sangat dihormati di lingkungan gereja Remu Utara, Manokwari, Yeswa dididik dengan harapan besar untuk menjadi seorang pendeta. Sejak usia dini, ia tekun mempelajari Injil dan Bibel, hingga menguasai ayat demi ayat. Dedikasinya begitu kuat, menjadikannya misionaris muda yang penuh semangat. Dengan kemampuan komunikasi yang mumpuni, Yeswa berhasil mengajak beberapa rekannya untuk bergabung dalam keyakinannya, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi dirinya dan orang tuanya saat itu.

Namun, takdir Allah bekerja dengan cara yang tak terduga. Di tengah kesibukannya berdakwah, sebuah gejolak batin mulai muncul saat ia mulai menelaah literatur keislaman, awalnya hanya untuk perbandingan. Hati Yeswa mulai diliputi keraguan dan kebingungan. Ayat-ayat dalam Bibel yang dahulu ia hafal kini terasa tidak relevan dengan logika, memicu pertanyaan mendalam yang tak mampu dijawab oleh pendetanya. Keberadaan berbagai versi Alkitab dan indikasi perubahan isi demi kepentingan tertentu, berbanding terbalik dengan kemurnian dan keotentikan Al-Qur’an yang dijaga oleh Allah SWT hingga akhir zaman.

Kegelisahan Yeswa mencapai puncaknya ketika ia menemukan firman Allah dalam Al-Qur’an, “Innaddina indallahil Islam” (Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah hanyalah Islam). Ayat tersebut meruntuhkan segala konsep yang selama ini ia pegang teguh. Pada pertengahan tahun 2006, dengan hati yang lapang dan penuh keyakinan, Yeswa mengucap dua kalimat syahadat di Masjid Agung Papua, disaksikan puluhan jamaah. Nama Yeswa pun berganti menjadi Mukhlis, sebuah nama yang melambangkan keikhlasan hati dalam memeluk Islam. Keputusan ini berujung pada pengusiran dari rumah keluarga, sebuah pengorbanan besar yang Mukhlis terima dengan ketabahan luar biasa, demi mempertahankan akidahnya.

Perjalanan Mukhlis tidak berhenti di sana. Ia hijrah ke Bandung, Jawa Barat, untuk memperdalam ilmu agama di IAIN Sunan Gunung Djati jurusan Dakwah. Dengan karunia kecerdasan dan kemampuan belajar yang cepat, ia mampu mengejar ketertinggalan dan mendalami Islam dengan pesat. Dari kampus inilah, Mukhlis merasakan panggilan untuk memperbaiki masa lalunya. Dengan memanfaatkan pemahamannya yang mendalam tentang Kristen, ia mulai berdakwah melalui buletin “Pendeta Ditantang Debat” dan dialog personal, hingga berhasil membimbing sekitar 40 orang Kristen, termasuk beberapa pendeta, untuk menemukan kebenaran Islam.

Meskipun rindu pada keluarga tak pernah padam, hati Mukhlis kini dipenuhi tekad yang lebih besar. Ia berjanji, jika kelak studinya usai, ia akan kembali ke kampung halaman bukan sekadar melepas rindu, melainkan untuk membawa cahaya Islam kepada keluarga dan masyarakatnya yang masih dalam kegelapan. Sebuah misi mulia yang lahir dari keikhlasan dan keyakinan akan kebenaran agama Allah. Insya Allah, semoga Allah SWT memudahkan jalan Mukhlis dan menerima semua amal kebaikannya. Amin.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...