Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Shalat: Pilar Hidup Muslim Penuh Rahmat

Shalat, poros Muslim, adalah manifestasi ketaatan. Islam penuh rahmat, memberi kemudahan (rukshah) shalat duduk/berbaring bagi yang tak mampu berdiri, bahkan saat darurat. Tiada alasan tinggalkan shalat.

RuangSujud.com – Dalam setiap detak waktu seorang Muslim, shalat adalah poros kehidupan, jembatan penghubung antara hamba dengan Sang Pencipta. Ia bukan sekadar ritual, melainkan manifestasi cinta, ketaatan, dan kebutuhan jiwa akan kedamaian. Maha Suci Allah yang telah mensyariatkan ibadah agung ini dengan penuh rahmat, memastikan bahwa pintu menuju-Nya senantiasa terbuka lebar, tak terbatas oleh kondisi fisik maupun keadaan duniawi.

Pada fitrahnya, ketundukan seorang hamba dalam shalat dihadirkan melalui posisi berdiri, sebuah sikap yang melambangkan penghormatan dan khusyuk di hadapan Ilahi. Inilah wujud ketaatan sempurna yang dicontohkan Rasulullah ﷺ, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 238, ‘Dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.’ Berdiri dalam shalat bukan hanya gerakan fisik, melainkan juga simbol penyerahan diri yang utuh, mengesampingkan segala urusan dunia untuk fokus pada Dzat yang Maha Agung.

Namun, indahnya syariat Islam terpancar dari kemudahannya. Ia tidak membebani hamba-Nya melebihi batas kemampuannya. Allah SWT, dengan segala kasih sayang-Nya, telah memberikan kelonggaran (rukhsah) bagi mereka yang terhalang oleh keterbatasan fisik. Sebagaimana sabda Rasulullah ﷺ, ‘Shalatlah dengan berdiri, jika tidak sanggup maka shalatlah dengan duduk dan jika tidak sanggup, maka shalatlah dengan berbaring (berbaring dengan miring).’ Hikmah ini menunjukkan bahwa shalat adalah ibadah yang adaptif, memastikan setiap jiwa tetap bisa mengingat Allah dalam segala posisi, sesuai firman-Nya dalam Ali-Imran ayat 191, ‘Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring.’

Keluasan rahmat-Nya bahkan melingkupi keadaan darurat dan penuh bahaya. Dalam perjalanan, Rasulullah ﷺ pun menunaikan shalat sunnah di atas kendaraan dalam keadaan duduk, menunjukkan kemudahan bagi musafir. Lebih jauh lagi, dalam kondisi sangat genting, seperti menghadapi ancaman atau dalam peperangan, Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 239, ‘Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan.’ Ayat ini menegaskan bahwa shalat adalah pilar yang tak boleh runtuh, bahkan saat nyawa terancam. Ia adalah pengingat bahwa keterhubungan dengan Ilahi harus terjaga di setiap hembusan napas.

Kisah teladan Rasulullah ﷺ semakin menguatkan pemahaman kita akan kemudahan ini. Menjelang wafatnya, dalam kondisi sakit parah, beliau tetap mendirikan shalat. Meskipun tak mampu berdiri, beliau shalat dalam keadaan duduk, menjadikan itu shalat terakhirnya yang penuh keberkahan. Ini adalah bukti nyata bahwa syariat Islam senantiasa berpihak pada kemudahan hamba-Nya, namun dengan tetap menjaga esensi ketaatan dan penghambaan kepada Allah SWT.

Maka, tiada alasan bagi seorang Muslim untuk meninggalkan shalat. Setiap ketentuan dalam syariat ini adalah wujud cinta dan kemudahan dari Sang Pencipta agar kita senantiasa terhubung dengan-Nya. Marilah kita senantiasa menghargai karunia shalat ini, menunaikannya dengan sepenuh hati dalam kondisi apapun, seraya merenungkan betapa agung dan fleksibelnya ajaran Islam yang mulia. Semoga shalat kita menjadi penyejuk hati dan sumber kekuatan dalam menjalani kehidupan ini.

Robby Karman
Ditulis oleh

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Klik untuk berkomentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Al-Qur’an, sebagai kitab suci umat Islam, tidak hanya relevan dalam konteks sejarahnya, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari yang dinamis dan beragam zaman modern. Ajaran-ajaran...