Connect with us

Hi, what are you looking for?

Hikmah

Warisan Ilmu Imam Malik bin Anas dan Lahirnya Mazhab Malikiyah

Monitorday.com – Nama Imam Malik bin Anas tidak hanya dikenang sebagai ulama besar Madinah, tetapi juga sebagai pendiri Mazhab Malikiyah, salah satu dari empat mazhab fikih besar dalam Islam. Mazhab ini menjadi warisan keilmuan yang mengakar kuat di dunia Islam, terutama di Afrika Utara, Andalusia, dan sebagian Timur Tengah.

Imam Malik tumbuh dan mengajar di kota Madinah Al-Munawwarah, tempat Rasulullah ﷺ hidup dan membangun masyarakat Islam. Karena itu, dasar pemikiran hukumnya sangat dipengaruhi oleh amal penduduk Madinah, yang dianggap sebagai cerminan langsung dari sunnah Nabi. Menurut beliau, apa yang diamalkan oleh masyarakat Madinah adalah bukti kuat dari ajaran Rasul yang hidup dan terus diwariskan.

Mazhab Malik dikenal dengan ciri khas keseimbangan antara nash (teks) dan realitas sosial. Imam Malik tidak hanya mengandalkan hadis, tetapi juga memperhatikan konteks dan kemaslahatan umat. Ia menggunakan sumber hukum seperti Al-Qur’an, Sunnah, amal penduduk Madinah, qiyas (analogi), maslahah mursalah (kemaslahatan umum), dan saddu dzari’ah (mencegah kerusakan). Pendekatan ini membuat mazhabnya fleksibel, relevan, dan penuh hikmah.

Warisan intelektual terbesar Imam Malik adalah kitab Al-Muwaththa’, karya monumental yang menjadi salah satu kitab hadis tertua dan paling terpercaya. Kitab ini berisi lebih dari 1.700 hadis serta pandangan para sahabat dan tabi’in. Bahkan, Imam Syafi’i pernah berkata,

> “Tidak ada kitab di muka bumi ini setelah Kitabullah yang lebih sahih daripada Al-Muwaththa’ karya Imam Malik.”

Keilmuan Imam Malik tidak berhenti pada dirinya. Murid-muridnya seperti Imam Asy-Syafi’i, Abdullah bin Wahb, dan Yahya bin Yahya Al-Laitsi menyebarkan ajaran dan pemikirannya ke berbagai wilayah. Di tangan mereka, Mazhab Malik berkembang pesat dan menjadi dasar hukum di banyak negara Islam, termasuk di Andalusia (Spanyol Muslim) dan wilayah Maghrib (Maroko, Aljazair, Tunisia).

Selain ketajaman ilmunya, Imam Malik meninggalkan warisan akhlak dan adab yang mendalam. Ia selalu menekankan bahwa ilmu harus disertai dengan rasa takut kepada Allah. Ia berkata,

> “Ilmu bukanlah banyaknya riwayat, tetapi cahaya yang Allah letakkan di hati seseorang.”

Mazhab Malik bukan hanya sistem hukum, tapi juga warisan spiritual — cara memahami Islam dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan keseimbangan. Ia mengajarkan bahwa hukum Allah harus ditegakkan dengan kasih sayang, bukan kekerasan; dengan hikmah, bukan fanatisme.

Advertisement. Scroll to continue reading.

Imam Malik wafat di Madinah pada tahun 179 Hijriah (795 Masehi), dimakamkan di pemakaman Baqi’. Namun, warisan ilmunya tetap hidup dalam hati jutaan umat Islam di seluruh dunia.

Dari Imam Malik bin Anas, kita belajar bahwa ilmu yang bermanfaat bukanlah yang hanya tertulis di buku, tapi yang hidup dalam amal, adab, dan akhlak. Ia bukan sekadar pendiri mazhab, tetapi penjaga tradisi Nabi ﷺ yang menjadikan ilmu sebagai jalan menuju cinta dan kedekatan kepada Allah.

Robby Karman
Written By

Penulis, Peminat Kajian Sosial dan Keagamaan.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel terkait

Hikmah

Era digital membawa kemajuan teknologi yang luar biasa, namun juga membawa tantangan baru bagi umat Islam dalam menjaga dan meningkatkan ketakwaan. Di tengah arus...

Kajian

Metode tafsir maudhu’i, juga dikenal sebagai metode tematik, adalah cara mengumpulkan ayat-ayat Al-Quran yang memiliki maksud yang sama, membahas topik yang sama, dan menyusunnya...

Hikmah

Surat Al-Muzammil adalah salah satu surat dalam Al-Qur’an yang memiliki keutamaan dan hikmah yang mendalam. Dengan judul yang berarti “Orang yang Berselimut,” surat ini...

Hikmah

Pentingnya Rukun Iman dalam Kehidupan Sehari-Hari Dalam ajaran Islam, Rukun Iman merupakan dasar keyakinan yang harus dipahami dan diamalkan oleh setiap umat Muslim. Rukun...