Monitorday.com – Raja Namrud dikenal dalam sejarah sebagai salah satu raja paling sombong dan angkuh. Ia memimpin dengan kekuasaan besar di Babilonia, namun justru menggunakan otoritasnya untuk menantang kebenaran. Dalam banyak kisah, Namrud digambarkan sebagai penguasa yang tidak hanya kaya raya, tapi juga haus kekuasaan dan pengakuan.
Kesombongan Namrud mencapai puncaknya ketika ia menolak pengakuan bahwa Allah adalah Tuhan. Saat Nabi Ibrahim menyerunya kepada tauhid, Namrud justru menyombongkan diri bahwa dirinya mampu memberi kehidupan dan kematian. Ia mengklaim memiliki kuasa mutlak atas rakyatnya, bahkan seolah-olah bisa menggantikan posisi Tuhan.
Dialog terkenal antara Nabi Ibrahim dan Namrud menjadi titik penting dalam kisah ini. Nabi Ibrahim dengan tenang menjelaskan bahwa Allah yang berkuasa atas matahari, menerbitkan dari timur. Namrud, dengan penuh keangkuhan, tidak mampu menjawab ketika ditantang untuk menerbitkan matahari dari barat. Kekalahannya dalam argumen ini menunjukkan betapa rapuhnya klaimnya sebagai “penguasa mutlak”.
Namun, Namrud tidak berhenti di situ. Kesombongan membutakan hatinya, hingga ia memerintahkan rakyat untuk membakar Nabi Ibrahim dalam api besar. Dengan kuasa Allah, api itu menjadi dingin dan menyelamatkan Ibrahim, sementara Namrud justru semakin terperangkap dalam kesesatan.
Kisah Namrud menjadi peringatan abadi bahwa kesombongan hanya membawa kebinasaan. Tidak peduli seberapa besar kekuasaan seseorang, ketika melawan kebenaran, kehancuran akan menantinya.
